Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Wednesday, August 8, 2007

Pria Dan Andropause

“Kenapa ya akhir-akhir ini suamiku kerjanya marah-marah saja, cepat sekali tersinggungnya, boro-boro berhubungan, mesra-mesraan saja tidak pernah”. Jangan-jangan dia selingkuh ya? ujar Ibu Sri 55 tahun kepada sahabatnya. Keluhan dan kekhawatiran seperti ini sering kali terucap dari isteri-isteri yang mempunyai suami yang telah memasuki usia diatas setengah baya. Mereka khawatir dan curiga bahwa suaminya mulai mencintai wanita lain, karena suami-suami mereka tidak lagi bersikap mesra dan romantis seperti dulu. Padahal gejala-gejala penurunan minat terhadap seksual/libido, termasuk perubahan tingkah laku dan aktivitas seksual pada pria diatas usia setengah baya, adalah kumpulan gejala yang bisa terjadi pada pria kelompok usia tersebut, yang dalam istilah kedokteran disebut dengan Andropause. Sebenarnya, hingga saat ini andropause masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, ada ilmuwan yang setuju bahwa pria akan mengalami masa menopause seperti wanita, tetapi ada pula ilmuwan yang menentangnya. Apa dan bagaimana sebenarnya andropause itu, akan dijelaskan pada tulisan dibawah ini.

Apa yang dimaksud dengan Andropause?
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria.Berbeda dengan wanita yang mengalami menopause, dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti dengan cara yang relatif mendadak, pada pria penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon – hormon lainnya sedemikian perlahan.


Mekanisme terjadinya Andropause

Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi dari sistem reproduksi pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan dibawah angka normal.

Hormon yang turun pada pada andropause ternyata tidak hanya testosteron saja, melainkan penurunan multi hormonal yaitu penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs (Insulin like growth factors). Oleh karena itulah banyak pakar yang menyebut andropause dengan sebutan lain seperti Adrenopause (deficiency DHEA/DHEAS), Somatopause ( deficiency GH/Insulin like Growth Factor), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in Aging Male), PADAM (Partial Androgen deficiency in Aging Male), Viropause, Climacterium pada pria, dsb.


Apa saja gejala Andropause ?

Kumpulan gejala dan tanda yang timbul pada andropause antara lain :

1. Gangguan vasomotor : tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.

2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.

3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.

4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi / disfungsi ereksi / impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.

Kapan gejala Andropause mulai timbul ?
Umumnya andropause dimulai pada umur 50-60 tahun. Keluhan atau gejala-gejala pada andropause tidak terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada umur yang sangat bervariasi. Perubahan hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti akan terjadi dengan bertambahnya usia, tetapi tidak semua pria akan mengalami keluhan andropause.

Apa penyebab Andropause ?
Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali tidak menimbulkan gejala. Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya.

Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1. Faktor lingkungan
a. Bersifat fisik: bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam bidang pertanian, pabrik dan rumah tangga.
b. Bersifat psikis:suasana lingkungan (tidak erotis), kebisingan dan perasaan tidak nyaman.

2. Faktor Organik (Perubahan hormonal)
Penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Penyakit tersebut antara lain : diabetes mellitus (kencing manis), varikokel (pelebaran pembuluh darah testis), prostatitis kronis (Infeksi pada prostat), kolesterol yang tinggi, obesitas, atropi testis dsb.

3. Faktor Psikogenik
Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.

Bagaimana cara mendiagnosa Andropause ?
Karena kumpulan gejala andropause yang mirip dengan penyakit lain, maka untuk mendiagnosa penyakit ini harus dirangkaikan dengan pemeriksaan lainnya, seperti :
- Perubahan hormonal dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.
- Perubahan mental dan fisik dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik, fungsi tubuh, dan pemeriksaan psikologi.
- Perubahan tingkah laku dikonfirmasi dengan alloanamnesa (anamnesa terhadap keluarga / saudara)

Untuk mempermudah penegakkan diagnosa andropause, bagian geriatri Universitas St. Louis membuat 10 pertanyaan berdasarkan keluhan yang sering dirasakan oleh penderita. Pertanyaan tersebut yaitu :
1. Apakah libido atau dorongan seksual anda menurun?
2. Apakah anda merasa lemas atau kurang tenaga?
3. Apakah daya tahan anda dan kekuatan fisik anda menurun?
4. Apakah tinggi badan anda berkurang?
5. Apakah anda merasakan kenikmatan hidup menurun?
6. Apakah anda sering merasa kesal atau cepat marah?
7. Apakah ereksi anda kurang kuat?
8. Apakah anda merasakan penurunan kemampuan berolahraga?
9. Apakah anda sering mengantuk dan tertidur sesudah makan malam?
10. Apakah anda merasakan adanya penurunan prestasi kerja?

Jika jawaban nomor 1 dan 7 adalah “Ya” atau ada 3 jawaban “Ya” selain nomor tersebut, maka kemungkinan besar kadar testosteron menurun atau pria tersebut mengalami andropause. Disamping itu terdapat keluhan lain yang dapat meyakinkan bahwa pria tersebut menderita andropause, keluhan tambahan tersebut antara lain: disphoria, anxietas (kecemasan), ketakutan yang tidak beralasan dan merasakan ketidakmampuan dan perasaan-perasaan lain yang negatif. Selain itu berdasarkan alloananmnesa dengan keluarga/saudara terdapat pula perubahan tingkah laku dan mental psikologik.


Bagaimana Pencegahan dan Penanganan Andropause ?
Pencegahan andropause terutama ditujukan agar penderita dapat mengurangi keluhan maupun penderitaan saat memasuki usia tua. Dalam pencegahan ini, faktor psikologis tampaknya mempunyai peran yang sangat penting. Disamping itu memperbaiki faktor psikologis yang terganggu mempunyai arti penting pula dalam mempertahankan kesehatan secara umum. Selain faktor psikologis, para pria perlu juga menjaga kebugaran jasmani dan menerapkan pola hidup sehat.

Pengobatan utama andropause saat ini adalah pemberian hormon pengganti. Walaupun hormon yang menurun pada andropause terdiri dari bermacam-macam hormon, namun pemberian hormon multiple saat ini belum lazim dilakukan dan masih dalam tahap penelitian. Pengobatan yang dilakukan hanyalah pemberian hormon testosteron . Pemberian hormon testosteron ini dilakukan dengan hati-hati karena dikhawatirkan akan menimbulkan manifestasi seperti BPH (Benigna Prostat Hiperplasi) dan Kanker Prostat, walaupun penelitian terakhir membuktikan tidak ada korelasi langsung antara testosteron dengan BPH dan kanker prostat. Untuk menghindari resiko tersebut maka sebelum dilakukan pemberian hormon testosteron, pada penderita perlu dilakukan pemeriksaan rectal (anus) dan PSA (Prostat Spesific Antigent). Pemeriksaan tersebut disarankan tiap tiga bulan selama pengobatan testosteron. (Dr.Sheilla) - Gema Pria BKKBN

Sumber : Pemahaman dan Penanganan Andropause, Dr, Nugroho Setiawan, MS, Sp.And.

No comments: