Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Wednesday, August 8, 2007

Gairah Seks Pria Usia 30-50 Tahun Lebih Sering, Semakin Oke

Problem memuaskan pasangan di usia paro baya, menjadi fenomena dan lika-liku kehidupan seks pria pada umumnya.

Aktivitas seksual dalam kehidupan rumah tangga memang bukan segala-galanya.Tapi, efek dari intimacy itulah bisa merambat pada kebahagiaan serta langgeng atau tidaknya mahligai rumah tangga. Padahal, seiring bertambahnya usia, daya seksual pria makin tak tentu.

Seorang pakar psikologi dari Pasadena, California, Neil Clark Warren, Ph.D., dalam bukunya, Catching The Rhythm of Love, tertulis: umur seorang pria bisa dijadikan barometer untuk mengukur kadar emosi dan gairah seksualnya. “Dengan mengetahui gairah seks pria pada penggalan usia, wanita bisa memahami ‘harapan' pria tentang seks dari pasangannya," ujar Neil Clark Warren. Ia menambahkan, “Pria adalah mahluk yang penuh dengan petualangan seksual.” Nah, seperti apa sih gelora seks pria usia 30-40 tahun?

Usia 30-an tahun

Kadar testoteron tinggi dan gairah seks bergemuruh selalu dialami pria di usia ini. Tak heran, seandainya untuk urusan seks, pria rentang umur ini punya cara tersendiri, seperti selalu bercinta setiap waktu luang, mencapai klimaks, dan senang mengekplorasi berbagai posisi hubungan intim demi menyenangkan pasangannya. Dengan kata lain, lebih sering making love (ML), lebih asyik.

Gaya seks lelaki di usia ini mirip fast food saat gairahnya menurun. Seks kilat atau quickie sex, jalur yang kerap ditempuh pria di usia ini. Namun, di balik itu, masalah ejakulasi dini dan aktivitas foreplay yang lebih lama, sudah teratasi. Bagi mereka, seks sangat berperan dalam keharmonisan rumah tangga. Ketidakserasian seksual dengan pasangan dapat memicu masalah rumah tangga golongan usia ini.

Pria usia 30-an tahun tak lagi mengenal just for fun ketika ML. Namun, kualitas dan kuantitas yang diperlukan. Nah, untuk menyenangkan hasrat seksual pasangan, pria ini biasanya akan lebih terbuka dan tidak egois. Di mata pria, setiap permainan seks pasti menyenangkan, kemudian disudahi dengan orgasme hebat.


Usia 40-50-an tahun

Life begin at forty. Ini bukan kalimat untuk menyenangkan Anda yang memasuki usia ini. Pria di usia ini memiliki satu nilai plus yang tak bisa dinilai dengan uang. Yaitu, kematangan psikis dan pengalaman. Di mata wanita, pasti akan menikmati kenyamanan bercinta dengan pria usia baya ini. “Saat yang terbaik untuk wanita merasakan hubungan cinta yang berkualitas,” kata Sharyn Hillyer, ahli terapi seks di Beverly Hills, Amerika Serikat.

Menurunnya produksi hormon seksual dan masalah rumah tangga yang bertumpuk, membuat hubungan seks jarang dilakukan. Biasanya, pria akan ketakutan jika tak dapat berereksi sesering mungkin seperti masa muda. “Pada usia ini, akan terjadi penyakit khas pria, yaitu krisis tengah baya ketika energi fisiknya sudah mulai menurun,” kata psikolog Larme Shanor, penulis buku The Sexual Sensitivity of the American Male.

Untuk mengatasi gairah menurun, para seksolog menganjurkan untuk tetap melakukan hubungan seks meski sedang tak sangat ingin. Caranya, Anda bisa memberikan kejutan dengan permainan seks yang dibalut suasana romantis. Gairah bercinta dijamin akan terbakar.

Ahli terapi seks dan konselor Julia Cole mengatakan, ketika masih muda, seks dengan orgasme sebagai tujuan. Tetapi ketika beranjak tua, “Pasangan lebih banyak menikmati sensasi dari permainan seks dibandingkan orgasme itu sendiri,” tandas Cole.

--------------------------------------------------

Pria Vitalseksual
Pada 2004, Center for Maritial & Sexual Studies melakukan survei mengenai kehidupan seksual pria Indonesia. Hasilnya cukup mengagetkan. Berdasarkan jawaban responden di beberapa kota daerah dan Jakarta, terdapat perbedaan dalam beraktivitas seks selama satu minggu.

Untuk pria di beberapa kota seperti Medan, Surabaya, Semarang, Balikpapan, Palangka Raya, dan Jombang, melakukan hubungan seks 3-4 kali dalam seminggu. Sementara lelaki di Jakarta, hanya 1-2 kali dalam sepekan.

Robert Michael dan John H, ahli seks dari Amerika Serikat, mengungkapkan frekuensi hubungan seks yang normal dan sehat untuk pria berusia di atas 40 tahun minimal 2-3 kali dalam seminggu.

Tingkat penurunan daya seks pria di metropolis Jakarta juga dialami di kota-kota besar Eropa. Di Jerman, misalnya. Belum lama ini, muncul yang namanya komunitas pria vitalseksual. Survei terbaru PT Bayer HealthCare mengungkapkan rata-rata pria vitalseksual berusia di atas 40 tahun. Bagi mereka, kehidupan seks yang memuaskan sangat penting. Untuk itu, para lelaki ini sangat berharap kehidupan seks yang pernah mereka alami pada masa muda dapat dilakukan kembali.

Survei Bayer pun selanjutnya menulis bahwa 34 persen pria vitalseksual merasa khawatir tidak bisa memuaskan pasanganya. Bahkan, yang lebh menarik, untuk memuaskan pasangannya, para pria ini bersedia merujuk pada pertolongan medis. Yang mengejutkan lagi, 62 persen responden pria berani mengakui, “Terkadang tak mampu mempertahankan ereksi," kata Margaret Fairhurst, selaku Vice President Global Sstrategic Marketing Bayer HealthCare pada siaran persnya.

Upaya mendapatkan kembali kehidupan seks normal, pria vitalseksual di Eropa dan Jakarta cukup berbeda. Di Eropa, para pria mendatangi tenaga medis atau psikiater berdua dengan pasangannya. Di Jakarta, umumnya masih malu-malu.
Oleh: Haris Maryasno (Majalah Manly)

No comments: