Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Thursday, March 29, 2007

Sumpah Keperawanan Dan Keperjakaan

Para remaja yang berjanji untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah ternyata memang memiliki kemungkinan lebih kecil untuk melakukan hubungan seks dibandingkan dengan para remaja yang tidak berjanji, demikian hasil sebuah penelitian.

Janji “keperawanan/keperjakaan” dilahirkan dari sebuah gerakan sosial yang disponsori oleh Southern Baptist Church. Lebih dari 2,5 juta remaja telah ambil bagian dalam janji massal untuk tidak melakukan hubungan badan hingga menikah, dan ternyata janji semacam itu cukup efektif.

Penelitian yang didanai oleh sebuah sumbangan dari National Institute of Child Health and Human Development, dengan dana kerjasama dari berbagai badan termasuk National Cancer Institute dan Centers for Disease Control and Preventionini mellibatkan para remaja pria dan wanita dari ras kulit putih, kulit hitam, keturunan Spanyol, dan juga Asia.

Dengan menganalisis data dari tahun 1994 sampai 1996, para peneliti menemukan:

1. Mereka yang berjanji memiliki kemungkinan untuk melakukan hubungan seks 34% lebih rendah daripada mereka yang tidak berjanji.

2. Para remaja dengan orang tua yang tidak menyetujui seks pra-nikah memiliki kemungkinan lebih besar untuk menunda hubungan seks sepanjang masa remaja.

3. Keberhasilan akademik dan partisipasi olahraga merupakan faktor penunda terkuat dalam awal dan pertengahan masa remaja bagi para remaja putri yang tidak berkulit hitam.

4. Komitmen emosional terhadap sebuah hubungan meningkatkan risiko aktivitas seksual bagi seluruh remaja – kecuali para remaja pria kulit hitam.

5. Para remaja yang telah membuat janji, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menggunakan kontrasepsi saat hubungan seks pertama. Hal ini wajar, karena hampir tidak mungkin mempersiapkan alat kontrasepsi saat mereka sebenarnya berniat untuk tidak melakukan hubungan seks.

6. Mereka yang telah berjanji tapi kemudian tetap melakukan hubungan seks pra-nikah, tidak terlihat mengalami kehilangan harga diri seperti yang semula diduga oleh para penentang “gerakan membuat janji” tersebut.

Sesungguhnya, mungkin para remaja tidak perlu sampai membuat janji atau bersumpah secara terbuka. Cukup dengan membulatkan tekad untuk benar-benar tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Toh, semuanya berawal dan niat dan tekad kita masing-masing.

Tapi, dipihak lain, janji seperti ini mungkin dapat menjadi “senjata” untuk menolak permintaan pasangannya untuk melakukan hubungan seksual. Alasannya, saya sudah berjanji hanya melakukan hubungan seks setelah menikah, jadi sabar ya.

No comments: