Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Sunday, March 11, 2007

Seks Paro Baya

JIKA ada slogan hidup dimulai di usia 40 tahun, percayalah untuk hal seks itu kata-kata gombal. Sesungguhnya, pria yang memasuki usia paro baya itu pasti mengalami tekanan, ketakutan akan potensi seksualnya. Akhirnya, kompensasi pun mereka cari. Tapi tak sulit kok memahami "krisis" mereka.

Secara fisik, pria usia 40-an memang tak banyak berbeda dari pria usia 30-an. Cuma, secara psikologis, perbedaan itu tampak jelas. Umumnya, mereka baru mulai menyadari tidak akan hidup selamanya. Itu sebabnya pada usia ini pria cenderung memfokuskan diri ke hal-hal yang berbau kesehatan. Mereka mulai diet atau berolahraga seperti biasanya. Kesadaran yang cukup terlambat, ya?

Kesadaran ini juga memacu mereka untuk mencermati potensi seksual. Semua perubahan tubuh dicatat, dan selalu diarahkan untuk mencari arah apakah berpengaruh pada seksualitas. Dan, jika ada yang "nggak beres", mereka pun amat sensitif, ogah-ogahan bercinta, dan mulai acap mengenang masa lalu sebagai kompensasi diri.

Semua tekanan dan kekecewaan akibat masalah itu akhirnya akan mendapatkan titik kulminasi. Yaitu akan menjadikan penyakit khas pria di usia 40-an yang kita kenal dengan sebutan "krisis setengah baya". Kenapa? Karena mereka mulai merasakan bahwa energi fisiknya untuk melakukan ereksi sesering mungkin dan selama mungkin, tidak setangguh dulu lagi. Dengan kata lain, buyar sudah kekuatan-kekuatan masa usia 20 sampai 30 tahunan.

Mungkin mereka akan bertanya-tanya sendiri, "Apa yang seharusnya saya lakukan agar masih bisa melakukan yang satu itu sehebat dulu?". Dan untuk menenteramkan hati, biasanya mereka mulai mengalihkan perhatian ke pekerjaan di kantor dan melakukannya dengan gila-gilaan, membuat mereka terpaksa menjadi seorang workaholic, gila kerja.

Sebenarnya hal itu tidak perlu terlalu didramatisir. Di usia ini mereka dapat berubah menjadi seorang kekasih yang manis, pengertian dan penuh kasih sayang. Sebab di usia ini mereka jauh lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas mengejar target bercinta, seperti dulu dilakukan setiap malam. Meski stamina tidak sedahsyat dulu, setidaknya mereka dapat memberikan perhatian yang lebih kepada pasangannya dengan memperlihatkan sisi pribadinya yang lebih matang, berpengalaman dan menyenangkan pasangannya. Sebaliknya, seorang istri harus melakukan penyesuaian terhadap perubahan fisiknya, terutama saat bercinta. Nah, penyesuaian dua pribadi ini akan membuat Anda dapat merasa tak ada perubahan pada dirinya --juga pada lemak dan gelambir di leher dan perutnya.

Jika perlu, lakukan foreplay lebih lama sebelum bercinta. Di usia ini, mereka membutuhkan rangsangan lebih lama untuk ereksi. Anda harus berani meminta pasangan Anda memegang kendali dalam bercinta, misalkan saja bercinta dengan posisi Anda di atas, mulai dijarangkan, dan ganti posisi yang sebaliknya, Anda di bawah. Dengan berada di bawah, Anda akan dapat memaksimalkan jari-jari lebih sempurna. Di usia ini, kemampuan jari Anda harus lebih ditingkatkan untuk membantu potensi seksual Anda.

Sebenarnya seiring dengan bertambahnya usia, para pria pun makin bijak. Lihat saja, mereka lebih mementingkan dan memikirkan kebutuhan pasangannya dalam bercinta. Jika selama ini Anda menjadi seorang pemain cinta yang hebat dan atentif, maka di usia ini Anda akan memberikan kepuasan seutuhnya untuk Anda semata. Dan, inilah saat yang terbaik bagi wanita, sebab mereka dapat merasakan suatu jalinan cinta yang tinggi sekali kualitasnya.

Seiring dengan waktu, harus ada pengertian dan kesabaran kedua belah pihak. Anda dapat membuat pasangan Anda memahami bahwa kegiatan bercinta semata-mata bukan hanya kemampuan fisik, dan hubungan cinta bukanlah menu yang utama. Tapi justru sebagai perpanjangan cinta yang selama ini telah terbina dengan baik dengan suami Anda. Bahkan ketika dulu aktivitas yang selalu dilakukan selalu berfaktor pada penentu kejantanan pasangan Anda, sekarang bukan masalah lagi bagi Anda. Toh, semasa jayanya dulu, Andalah yang menikmatinya.

Dengan pengertian dan "pembangkit rasa sayang" semacam itu, yakinlah, krisis pria paro baya tidak akan menerpa Anda. Menyenangkan, bukan?(dtrc/CN02) suaramerdeka.com

No comments: