Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Sunday, March 11, 2007

Pria Dan Andropause

Menjadi tua, pastilah akan dialami setiap manusia di dunia ini. Rasanya tidak ada makhluk ciptaanNya yang terus segar bugar dan tidak tua-tua, apalagi tidak mati-mati. Barangkali yang ada hanya istilah awet muda, yang bisa saja dialami manusia jika memang ada usaha dan kerja keras di dalamnya.

Bagi pria, sebagian pakar kesehatan menilai akan terjadi fase ‘menopause’ sebagaimana yang dialami wanita. Pada wanita bila masa menopause tiba, maka mereka tidak lagi memproduksi telur, dan segala sesuatu akan berubah, seperti timbul pengendoran otot-otot, kulit keriput serta tulang keropos. “Semuanya adalah tanda-tanda pengeroposan, dan tidak ada makhluk di dunia ini yang tidak akan menjadi tua, termasuk pria,” ujar Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro Ph.D, Sp.And.

Seiring dengan berjalannya waktu, pria pun akan mengalami masa tua, lemah serta sakit-sakitan. Demikian pula dengan potensi seksualnya yang juga menurun. Meski demikian, bukan tidak mungkin ada pria tua yang biasa disebut kakek-kakek yang berani kawin dengan wanita muda dan ternyata mampu menghasilkan keturunan.

Soal potensi seks pria lansia kadang menjadi sebuah ironi tersendiri, ketika rasa percaya diri justru memudar karena pola berpikir yang salah. Pernah dalam sebuah kasus, seorang kakek usia 65 tahun yang menikah dengan seorang gadis usia 25 tahun, justru menuduh sang istri nyeleweng dengan pria lain saat ketahuan si istri hamil. Pikir si kakek, tidak mungkin dirinya yang setua itu bisa membuahi si istri. “Si bapak ini lupa kalau dirinya meski tua, tapi potensi seks dan spermanya masih bagus,”tambah Arjatmo.

Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah benar keadaan reproduksi pria juga akan mengalami penurunan? “Jawabnya, tidak!” tandas Arjatmo.

Seorang pria tidak mengalami haid sebagaimana wanita, yang akan menentukan juga masa-masa kesuburannya. Pria, dalam hal ini, memiliki banyak factor untuk menentukan masa kesuburannya. Rata-rata perkembangan organ reproduksi pria ditandai dengan kematangan perkembangan seksual, perkembangan alat kelamin dan perkembangan karakter seksual sekunder.

Lantas bagaimana juga dengan jumlah dan mutu sperma pada pria, akankah menurun sesuai dengan bertambahnya usia? Yang jelas, berdasarkan penelitian para ahli, hampir sebagian besar pria umur 50 tahun ke atas, pernah mengalami impotensi atau disfungsi ereksi. Sebagian pria bahkan tidak lagi mampu menggauli istrinya, bahkan gairah seksualnya hilang sama sekali.

Pria dan Andropause

Masih diperdebatkan apakah pria seperti wanita, yakni mengalami masa menopause, di mana semua aktivitas seksual serta fungsi organ reproduksinya akan menurun.
Kenyataannya, pada pria, kapan berakhir masa kesuburan agak susah dikatakan. Tidak seperti wanita, setelah tidak haid lagi, maka berhenti juga masa kesuburannya serta tidak akan memperoleh keturunan.

Ada beberapa kelompok ilmuwan yang setuju dengan adanya anggapan bahwa pria pun akan mengalami masa andropause, karena terdapat perubahan bentuk faali secara bertahap pada organ reproduksi pria. Perubahan dan gejala faali tersebut tidak akan terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada umur yang sangat bervariasi. Penurunan sekresi hormon androgen atau testosteron akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Ada yang berpendapat penurunan kesuburan pria dimulai pada umur 50 tahun, namun ada juga yang mengatakan sampai di atas 60 tahun.

Mereka yang sebelumnya mengalami masalah dengan testis bisa saja mempunyai masa kesuburan yang terhenti lebih dini. Kadar testosteron yang menurun akan menyebabkan otot-otot tubuh menciut, keriput, kekuatan berkurang serta pembesaran kelenjar prostat.

Selanjutnya akan terjadi penurunan jumlah semen yang disertai juga dengan penurunan jumlah bibit sperma.

Meski demikian, ada sebagian peneliti yang tidak setuju dengan adanya masa akhir kesuburan pria, karena menurut mereka tidak ada gejala-gejala khusus untuk itu. Intinya, banyak factor yang berkaitan dan turut mempengaruhi kapan pria berhenti ksuburannya, dan bukan hanya soal usia.

Dikatakan Prof. Arjatmo, berbagai gejala klinis andropause bisa ditemui dan diketahui lebih dini oleh para pria, seperti penurunan kekuatan dan energi, penumpukan lemak tubuh yakni dengan keadaan tubuh yang lebih gemuk bahkan gendut.

Selain itu terdapat juga penurunan daya mental seperti cepat lupa, pengeroposan tulang (osteoporosis), depresi dan kehilangan rasa antusiasme, otot lemah serta kemungkinan terkena kanker meningkat.

Sedangkan yang berkaitan dengan kemampuan seksualitas mereka adalah penurunan gairah seksual (libido), menurunnya daya sensitivitas terhadap rangsangan, penurunan daya orgasme serta menderita disfungsi ereksi atau impoten.

Jika memang demikian, dikatakan Arjatmo, para pria bisa mengupayakan agar andropause bisa diperlambat jika memang tidak dapat dicegah. Adapun upaya memperlambat andropause sama halnya dngan upaya menjaga vitalitas dan kesehatan pada usia tua, baik secara fisik psikis, seperti lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, banyak mengkonsumsi makanan bergizi serta memperhatikan asupan vitamin.

Selain itu, rajinlah berolah raga ringan seperti berenang, jalan, senam Tai Chi atau olah raga ringan lainnya. Selain itu, usahakan untuk senantiasa menikmati hidup dengan cara rekreasi, menyanyi, menari atau berdansa. Selanjutnya, jangan mengkonsumsi obat-obatan atau jamu tanpa konsultasi dengan dokter. “Satu yang juga penting bagi pria adalah ushakan untuk berhenti merokok atau minuman beralkohol,” tandas Arjatmo. (dian)

No comments: