Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Thursday, March 8, 2007

Mungkinkah Asmara Terjalin Tanpa Cinta?

Banyak orang yang setelah patah hati -entah karena putus pacar, entah karena bercerai- kemudian memiliki pandangan hidup yang berbeda dalam hubungan percintaan. Ini disebabkan karena mereka berusaha belajar dari ‘kesalahan’ masa lalunya.

Konon, menurut versi mereka, patah hati dan putus cinta menjadi terasa begitu pedih karena sebelumnya mereka menyerahkan hati serta perasaan mereka sepenuhnya pada pacar ataupun pasangannya. Agar kepedihan itu tak terulang, ketika mereka pertama kali membangun hubungan kembali, kebanyakan sikap yang dipilih adalah tak akan menyerahkan hati atau perasaannya sepenuhnya. “Biar nanti kalau bubaran nggak sakit,” begitu alasannya.

Sikap ini, menurut psikolog Dra. Livia Iskandar Dharmawan, MSc. Bisa dimengerti karena mereka dalam kondisi belum sembuh dari ‘luka’ sebelumnya. “Biasanya, hubungan yang mereka bangun untuk sekedar menunjukkan pada orang lain bahwa dia bisa menjalin hubungan baru lagi. Kadang, malah alasannya karena masih merasa takut dengan kesendirian yang dialaminya,” katanya.

Jika itu alasannya, tentulah hubungan yang dijalin kemudian bisa dianggap memiliki landasan yang salah. Jangan harap bisa langgeng deh. Pikir aja, mana mungkin sih bisa membangun hubungan cinta tanpa perasaan sepenuhnya sama sosok yang kita sayangi? Bukankah suatu hubungan bakal bisa berkelanjutan kalau kita melibatkan seluruh perasaan pada si dia? Apalagi cinta sudah tumbuh dan kemudian bahkan ‘mengakuisisi’ hati kita.

“Memang, idealnya… kalau kita cinta pada seseorang harusnya cinta itu melibatkan seluruh perasaan yang juga kita miliki. Tapi kan… life never that simple,” kata Livia mengingatkan.

Jadi gimana dong? “Yah… siapkan dulu hati ini. Kalau masih luka karena ‘tragedi’ masa lalu, sembuhkan dulu. Kalau memang sudah siap nah baru mulai,” tambah Livia. “Cara menyembuhkan luka yang berat, kalau memang sudah usaha sendiri tidak bisa, datanglah ke ahli. Itu gunanya ada ilmu psikologi di dunia ini,” katanya sembari tertawa.

Nah dari pada maksain diri terlibat hubungan cinta hanya karena alasan dan kondisi yang salah, lebih baik tenangkan hati dulu kali ya? Soalnya, kalau belum sembuh dan kena masalah baru lagi, lebih pedih… Nggak mau kan?

No comments: