Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Saturday, February 10, 2007

Agar Si Dia Menjadi Pendengar yang Baik

Bicara tentang kendala komunikasi antara pria dan wanita, memang tidak ada habis-habisnya. Alasannya pun macam-macam, dari yang ilmiah sampai yang sekadar mereka-reka.

Pakar psikologi asal AS, Caroline Landau, PH.D, menyebutkan kalau lahirnya kemacetan komunikasi dalam sebuah pasangan, baik itu yang masih berpacaran atau pun yang telah menikah, sekali lagi karena adanya perbedaan visi dalam benak pria dan wanita.

"Umumnya tujuan para pria atau suami berbicara itu adalah untuk sekadar membagi segala informasi. Sebaliknya, keinginan para wanita atau istri berdiskusi dan berbicara dengan pasangannya itu cenderung lebih emosional sifatnya. Tidak sekadar ngobrol tapi juga berbagi rasa," jelas Landau.

Karenanya, guna mengatasi friksi yang muncul tersebut, menurut Landau, tidak ada salahnya menyusun rencana efektif. Utamanya bagi para wanita yang kerap merasa sulit memulai berbicara dengan pasangannya atau suaminya.

Berikut ini ada beberapa cara efektif, sebagaimana dikemukakan Landau, yang bisa dilakukan oleh para wanita atau istri agar pasangan atau suami mereka mau menjadi pendengar yang baik:

- Dekati pasangan Anda di saat perasaan atau mood Anda tengah bagus-bagusnya. Takutnya, jika Anda mendatangi pasangan di saat marah maka yang ada dalam benak Anda adalah keinginan untuk menyerangnya. Ujung-ujungnya, sang pasangan bukan tidak mungkin justru terdorong untuk bersikap defensif.

- Spesifikasikan segala tujuan dan apapun yang Anda inginkan. Misalnya saja Anda katakan kepada pasangan kalau saat ini Anda hanya ingin dia mendengarkan semua yang Anda katakan. Jangan lupa untuk mengatakan bahwa bukan tidak mungkin Anda akan meminta nasihat dan pendapatnya. Biasanya, dengan cara seperti itu para pria akan berupaya untuk mendengarkan. Ya, siapa juga yang nggak kepingin nasihat atau pendapatnya didengar, bukan?

- Kembangkan terus perasaan Anda guna membantu si dia mengerti apa yang sebenarnya Anda harapkan. Misalnya saja Anda katakan bahwa; "Kalau kamu mendengar seperti itu aku jadi senang deh."

- Tanyakan pula perubahan apa saja kiranya yang bisa diperbuat olegnya. Misalnya saja dalam membahas masalah keuangan, Anda meminta pasangan untuk mendiskusikan fakta yang ada dulu. Kemudian, barulah Anda dan dia mencari jalan keluarnya. Asyik bukan saling bahu-membahu.

- Jangan lupa pula untuk selalu mengembangkan sikap positif Anda. Misalnya saja, seusai pembicaraan, Anda mengucapkan terima kasih kepada si dia yang rela dan mau mendengarkan segala keluh-kesah Anda dan telah membuat Anda merasa tenang sekaligus lega.

No comments: