Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Saturday, May 12, 2007

"Torpedo Gede" Lebih Oke? No Way

“Wow, kakimu besar, ‘anu’mu pasti juga besar,” desis Wiena, pelacur cantik, ada kliennya, seorang pemuda pemakai sepatu ukuran 45. Anehnya, 10 menit kemudian, Wiena malah keluar kamar dengan muka ditekuk. “Brengsek, lain kali pakai sepatu yang pas, jangan kegedean!” umpatnya sembari berlalu.

Di dunia yang makin materialistis, ukuran memang kerap jadi masalah. Termasuk dalam soal esek-esek. Wiena tokoh dalam joke di atas percaya bahwa ukuran kaki mewakili besar-kecilnya “torpedo” lelaki, dan ukuran “senjata” itu pada akhirnya ikut menentukan kenikmatan dalam berhubungan intim. Makanya, ia sewot banget, ketika tahu ukuran “torpedo” kliennya ternyata standar saja.

Lain Wiena, beda Rastyo, fotografer freelance di sebuah majalah ibukota. Lelaki usia tiga puluhan yang dikenal sebagai playboy di kalangan kawan-kawannya ini mengaku lebih menikmati berhubungan seksual dengan cewek bervagina kering. “Rasanya gimana gitu loh,” ujar Rastyo, tanpa menjelaskan lebih Ianjut, apa yang salah dengan vagina basah.

Selain penis besar yang konon lebih oke dan vagina kering yang katanya lebih nikmat, masih banyak lagi kabar-kabur seputar seks yang berkembang di masyarakat. Misalnya, operasi vagina dan gurah vagina bisa bikin “senjata” wanita lebih peret, kencang, dan kembali seperti saat masih perawan. Ada juga yang bilang, berhubungan seksual saat datang bulan tidak mendatangkan kehamilan.

Mana fakta, mana mitos?


TERGANTUNG SOPIR

* Kalau semua perempuan sependapat dengan Wiena, sungguh malang nasib pria berpenis kecil. Bukan tak mungkin, di antara mereka ada yang bunuh diri sebelum beristri.

Tengok saja film-film dewasa (baca film biru), para “jagoan”-nya selalu identik dengan pria macho ber-”torpedo” besar. Sampai-samPai ada yang panjangnya lebih dari 8 inci (sekitar 20 cm) saat ereksi.

Faktanya, entah karena dicereweti pasangan atau sebab-sebab lain, banyak pria terpengaruh oleh kabar-kabur itu. Tengok saja iklan-iklan obat khusus untuk membesarkan penis di sejumlah surat kabar kuning. Di internet juga bisa didapat dengan mudah dan gratis beragam tips membesarkan penis. Mulai metode balutan panas, pijatan masturbasi, sampai mengurut penis selama beberapa menit di air panas.

Kuatnya permintaan pasar, bahkan melegendakan nama Mak Erot, perempuan asal Sukabumi, sebagai “orang sakti” yang sanggup menyulap “burung” kecil menjadi “garuda” perkasa. Hanya lewat pijatan, minum air jampi-jampi, dan makan leumeung (ketan), pasien tak akan mendapati lagi suara-suara miring di atas ranjang. Kini, Mak Erot - Mak Erot lain bertebaran bak cendawan di musim hujan, baik yang ikutikutan maupun resmi numpang ngetop.

Tak penting Anda percaya atau tidak pada cara-cara membesarkan penis yang disebutkan tadi. Kalau penasaran, silakan coba sendiri. Masalahnya, buat apa membesarkan “torpedo”, kalau milik Anda sekarang sudah berfungsi normal? Agar terlihat lebih perkasa di depan istri? No way!.

“Keperkasaan seorang pria dan kenikmatan hubungan intim bukan lantaran penis besar. Ibarat nyetir, yang lebih penting sopirnya, bukan mobilnya,” kata Handrawan Nadesul, penulis buku Mitos Seputar Seks.

“Jika dalam keadaan santai, panjang penis mencapai dua inci (sekitar 5 cm) saja sudah masuk kategori normal,” sambung Handrawan serius. Masih menurut Handrawan, ketika mengeras, ukuran penis standar bisa mengembang sampai enam kali, bahkan tujuh kali lipat. Sebaliknya, penis yang sebelum ereksi lebih besar, misalnya berukuran 5 inci, saat ereksi paling-paling hanya akan menegang sampai tiga atau empat kali lipat saja. Jadi, mungkin saja skor ereksinya sama panjang.

Selain skala pembesaran yang nyaris baku, penis besar juga bukan jaminan membuat wanita lebih nikmat. Menurut penuturan banyak perempuan, penis kelewat gede justru menyakitkan. Makanya, jangan terlalu terpengaruh film-film XXX, yang seakan-akan menyiratkan wanita lebih termehek-mehek pada penis ukuran XL. Namanya saja film begituan, pasti banyak rekayasa yang ditampilkan.

Kata Handrawan, “Daerah sangat sensitif wanita justru berada di sepertiga kedalaman vagina, yang jaraknya hanya sekitar 2 inci ( sekitar 5 cm) saja, biasa disebut daerah G-spot.” Jadi, kalaupun penis menerobos lebih dalam (lantaran memiliki panjang ekstra) sampai entah ke mana, kenikmatan yang didapat pasangan sama saja dengan penetrasi penis standar yang panjang normalnya hanya 2 inci.

Kunci untuk menisbikan mitos ukur-mengukur penis ini, masih menurut Handrawan, laki-laki harus memanfaatkan benar posisinya sebagai sopir. Karena hubungan seksual buat wanita bukan semata urusan fisik, melainkan juga suasana batin. Kualitas hubungan intim tergantung kepandaian suami membentuk suasana hati istri.

“Jangan main tembak langsung. Misalnya, mulailah dengan sentuhan-sentuhan di dapur, lalu disambung dengan canda di beranda, baru berlanjut ke kamar tidur.”


BERHENTI BEKERJA

* Jika anggapan “penis besar lebih perkasa” terbukti sebatas mitos, sinyalemen Rastyo tentang vagina kering dan basah, menurut Handrawan, juga tak benar.

Namun, dokter yang tinggal di Pondok Indah itu tak menampik, seperti banyaknya lelaki berkonsultasi ke Mak Erot, banyak juga perempuan yang rajin minum jamu sari rapet agar liang vagina lebih peret.

“Jamu bisa menekan keluarnya lendir atau pelumas, sehingga vagina jadi lebih kering. Tapi untuk apa?” jelas Handrawan, seraya menambahkan, “Mengeringkan vagina seperti tidak berterima kasih pada rahmat Tuhan. Pelumas atau lendir di vagina itu ‘kan ciptaan Tuhan, yang muncul akibat reaksi fisiologis terhadap rangsangan. Itu tandanya, wanita telah siap melakukan hubungan seksual secara normal.”

Kalau lendir tak muncul, justru vagina akan kekurangan pelumas. Bayangkan jika sebuah mobil kekurangan pelumas, gerakan naik-turun piston pasti tak akan lancar. Lama-lama, piston dan dinding blok silinder (tempat piston naik turun) akan lecet-lecet, atau lebih parah lagi, mesin berhenti bekerja. Kejadian serupa bisa terjadi pada wanita yang vaginanya terlalu kering.

Kenikmatan yang dicita-citakan bisa berganti menjadi rasa sakit alang kepalang, bahkan berbuntut pada peradangan vagina. Maklum, “torpedo” tak bisa naik-turun dengan lancar, karena tidak didukung licinnya dinding vagina. Hubungan seksual pun berjalan tidak normal, karena ada upaya untuk menentang reaksi alamiah atau reaksi seksual (keluarnya pelumas) yang mestinya terjadi pada istri.


TAK BISA ORGASME

* Wanita tampaknya memang menjadi pihak yang (merasa) banyak dituntut pria soal kenikmatan bermain di atas ranjang.

Hal itu terbukti dari banyaknya kabar-kabur seputar upaya “memaksimalkan kembali” vagina yang kondisinya dianggap tak lagi “memadai”.

Salah satunya, anggapan vaginoplasty atau operasi membentuk kembali vagina agar tampak seperti sediakala (baca: perawan) berpengaruh terhadap kenikmatan di atas tempat tidur. Konsumen operasi ini kaum wanita (kelas menengah ke atas, karena biayanya tak murah) yang terganggu dampak melahirkan. “Proses melahirkan sedikit banyak mempengaruhi ukuran vagina. Ditambah pelumasan, mungkin saja suami merasa vagina pasangannya jadi lebih lebar,” jelas Handrawan.

Nab, untuk membungkam ketidakpuasan suami itulah vaginoplasty diatasnamakan. Mereka percaya, vagina pascamelahirkan cenderung sulit kembali normal. Vaginoplasty sendiri banyak macam- nya, antara lain laser reduction labioplasty (membentuk bibir vagina bagian dalam), laser perineoplasty (menghilangkan kerutan di bibir vagina), augmentation labioplasty (mengencangkan bibir luar vagina), vulvar lipoplasty (menipiskan lemak di permukaan luar vagina), dan hymenoplasty (rekonstruksi selaput dara.

Aslinya, vaginoplasty dilakukan untuk membantu penderita agenesis vagina (vagina kecil atau tidak kelihatan sejak lahir). Namun belakangan dimanfaatkan untuk tujuan meningkatkan kepuasan dan kenikmatan seksual. “Secara medis tidak ada anjuran melakukan vaginoplasty untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual. Tapi kalau akibat dari operasi itu otot vagina menjadi lebih kencang, sehingga meningkatkan kepuasan seksual, bisa saja terjadi,” bilang Handrawan.

“Dengan operasi, vagina yang telah menggelambir karena beberapa kali melahirkan, misalnya, bisa kembali kencang setelah diberi jahitan baru,” tegas Handrawan. Namun, dia kembali mengingatkan “teori mobil dan sopir”. “Sebagus apa pun mobilnya, sang sopir tetap memegang peran penting.” Artinya, kalau memang niat mengoperasi vagina agar suami tak serong, mestinya bukan cuma vagina yang selalu dinomorsatukan.

Terakhir, satu hal yang harus diperhatikan istri peminat vaginoplasty adalah efek sampingannYa. Beberapa situs luar negeri mengoleksi keluhan dari wanita-wanita yang pernah melakukan vaginoplasty. Hasilnya, sebuah daftar keluhan yang cukup panjang. Ada perempuan yang tak bisa orgasme lagi, karena merasa hasil operasi membuat liang organ sensitifnya terlalu sempit.

Ada juga wanita yang tak lagi merasa sensitif di bagian-bagian yang mestinya gampang terangsang. Atau sebaliknya, bagian-bagian tertentu malah menjadi sangat sensitif, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan saat berjalan atau duduk. Ada pula pasien vaginoplasty yang kini memendam rasa sakit permanen di bagian tertentu dan organ sensitifnya. Jadi, timbang baik-baik untung ruginya, sebelum memutuskan menjalani vaginoplasty.


BEBAS JAMUR

* Selain operasi vagina, masih ada lagi satu cara yang lazim dilakukan Wanita untuk tujuan senada, yakni gurah.

Gurah vagina adalah aktivitas untuk mengeluarkan lendir berlebihan yang “mengotori” vagina, sehingga organ intim itu menjadi lebih bersih, bebas dan jamur penyebab keputihan. Niat menjalani gurah vagina sendiri berbeda-beda, sesuai penafsiran dan kepercayaan masing-masing.

Ada yang ingin digurah semata lantaran menginginkan “alat tempur” yang bersih dan sehat. Namun, ada juga wanita yang digurah, karena percaya akan membuat perabot seksnya lebih kering, peret, serta lebih kuat daya cengkeramnya. Bahan gurah vagina sendiri terdiri atas gabungan clerodendron serratum (sekitar 80%) dan bahan-bahan lainnya sehingga mencapai 100%. Bahan-bahan itu kemudian diolah menjadi semacam tongkat, yang biasa disebut “tongkat gurah vagina”.

Masalahnya, apa benar gurah vagina juga bisa mengencangkan otot vagina, seperti operasi vaginoplasty?

“Menurut saya, gurah vagina lebih untuk tujuan kebersihan dan menghindari penyakit yang mungkin timbul akibat kotoran,” ucap Handrawan. Tak ada hubungan langsung dengan kencang-kendurnya otot-otot vagina, apalagi tingkat kepuasan seksual. Dengan kata lain, anggap saja sebagai mitos.

Selamat menimbang-nimbang.*

kompas.com

No comments: