Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Thursday, April 12, 2007

Mengantisipasi Andropouse

Kekhawatiran akan timbul mencuat ketika pria mulai memasuki usia paruh baya. Hal yang paling ditakuti adalah menurunnya kemampuan seks, terutama berkurangnya ereksi, sukar untuk terangsang, orgasme yang terlambat datang, menurunnya libido, serta pancaran sperma yang kurang deras. Selain gangguan fisik, datang pula perubahan psikis: sering cemas, takut terhadap masa depan, lekas tersinggung, tak sabar dan tak merasa berharga.

Inilah beberapa gejala dari apa yang disebut sebagai menopouse pria (male menopouse) atau disebut juga andropouse. Dari pengalaman, Dr. A Aubrey M Hill yang menulis buku The Male Menopouse, yakni sebagian besar lelaki usia senja mengalami menopouse pria. Keadaan itu umumnya dialami antara usia 40-60 tahun. Sekitar lima persen laki-laki mengalami menopause pria pada akhir usia 30-an, dan 10 persen mengalaminya di atas 60 tahun. Banyak dari mereka amat menderita karena perubahan fisik dan psikis yang dialami seiring pertambahan usia. Malangnya, sang penderita tak memiliki akses informasi yang diperlukan untuk memahami gejala yang mereka rasakan.

Masalah seks akan menjadi lebih berat ketika menurunnya kejantanan seorang pria. Mereka tak bisa menerima keadaan tersebut. Inilah masalahnya. Padahal, kendati sudah memasuki usia tua, bukan hal mustahil untuk berhubungan seksual dengan aman dan menyenangkan. Tipsnya adalah sepertidi bawah ini.

1. Kuatkan kepercayaan diri. Bukan solusi yang terbaik jika Anda mencari wanita penghibur atau wanita lain yang lebih muda, berdandan lagaknya orang muda dan rasa gelisah yang tak beralasan. Satu-satunya jalan terbaik adalah menerima dengan ikhlas memang sudah waktunya Anda menghadapi fase ini. Menopause pria bukanlah penyakit, namun sindroma seperti halnya pubertas atau menopause pada wanita. Itu semua merupakan tahapan alami yang terjadi pada kehidupan

2. Membuka dialog yang penuh pengertian dengan pasangan Anda. Jika masing-masing saling mengerti kondisi, semuanya jadi terasa mudah. Anda tak takut gagal, sehingga menghindari aktivitas seksual. Sementara sang istri juga tak perlu mengira suaminya ada main dengan wanita lain. Dialaog merupakan cara terbaik untuk mereduksi problem seks di usia senja. Lakukanlah di saat santai. Penting pula untuk dimengerti, kemampuan seksual tidak hilang dari kehidupan mereka kecuali memang disebabkan penyakit khusus. Yang diperlukan adalah mendefinisikan kembali makna seks di usia senja

3. Kenalilah daerah-daerah sensitif pasangan Anda dengan melakukan eksplorasi. Lakukan variasi-variasi seks yang lain agar tidak membosankan. Tapi tetap disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Dan yang pasti, jangan sampai ada unsur paksaan dan terpaksa. Menurut Hill, lelaki usia senja seharusnya tak memaksa diri menjadikan dirinya sebagai mesin seks yang hebat. Anda cukup menjadi pencinta yang ulung.

4. Jangan tergiur obat kuat atau pemberian hormon testosteron. Hill meragukan efektivitas pemberian hormon itu. Menurutnya, hormon laki-laki masih terus diproduksi dalam jumlah cukup, bahkan sampai usia 90-an. Ini berbeda dari hormon estrogen pada wanita yang tak lagi diproduksi setelah menopause. Lebih baik Anda berkonsultasi pada dokter atau psikiater. (rs/ebrbagai sumber)

Sumber: CBN

No comments: