Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Thursday, March 29, 2007

Seks Pertama Seringkali Tidak Aman

Anak-anak remaja mulai melakukan hubungan seks? Belakangan ini, hal tersebut bukan lagi merupakan sesuatu yang langka. Namun kita perlu menyadari bahwa seks pertama seringkali merupakan seks yang tidak aman, karena mereka seringkali tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Kelihatannya, semakin seorang gadis tidak mengenal pasangan seks pertamanya, semakin kecil kemungkinan dirinya untuk menggunakan alat kontrasepsi. Para peneliti mengatakan bahwa para gadis remaja lebih dipengaruhi oleh pasangan seksnya, melebihi apa yang mereka duga selama ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh 3 orang sosiolog di Bowling Green University menunjukkan bahwa lebih dari setengah wanita dewasa yang pernah ‘tidur’ dengan pria yang baru dikenal ataupun sekedar teman biasa, tidak mengambil langkah-langkah pencegahan. Bandingkan dengan sekitar seperempat gadis yang dikategorikan memiliki “pasangan tetap” dan menggunakan kontrasepsi.

Penelitian tersebut meneliti 1.600 wanita muda yang melakukan hubungan seks pertama kali sebelum berusia 18 tahun.

Wendy Manning, rekanan penulis penelitian, dan seorang profesor sosiologi, mengatakan bahwa pasangan yang tidak serius sering kali harus diminta untuk mempergunakan alat kontrasepsi. Namun pasangan yang lebih serius, yang lebih menyadari bahwa hubungan mereka mungkin akan berlanjut ke suatu hubungan seksual, lebih mempersiapkan diri.

Program pendidikan seks
Manning mengatakan bahwa ia merasa terkejut ketika mengetahui bahwa penelitian yang difokuskan pada gadis-gadis muda belum pernah dilakukan selama ini. “Kita perlu mengajar mereka bagaimana cara mengatasi hal ini bila pasangan mereka menginginkan suatu hubungan seks,” katanya. “Program pendidikan seks harus lebih banyak berbicara tentang masalah-masalah seksual, kencan dan hubungan, karena sebagian remaja masih belum memiliki pengalaman dalam konteks hubungan heteroseksual,” katanya.

John Hutchins, editor senior dalam Kampanye Nasional untuk Mencegah Kehamilan Pada Remaja, mengatakan bahwa mereka belum mengetahui misteri dibalik menurunnya angka kehamilan dan kelahiran pada remaja. “Suatu jajak pendapat yang dilakukan dalam rangka kampanye tersebut menemukan bahwa lebih dari setengah remaja memberi alasan mengapa mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi adalah karena pasangan mereka tidak menginginkannya. Penggunaan kondom dan pil kontrasepsi memberi arti yang berbeda untuk remaja pria dan wanita,” kata John.

Dari mereka yang menggunakan kontrasepsi dalam hubungan seks pertama mereka, sebanyak 75% menggunakan kondom, dan 17% menggunakan pil.

Namun sangat penting bagi kita - para orang tua - untuk meluangkan waktu dan mengajari anak-anak tentang bagaimana sesungguhnya seks yang sehat dan benar agar mereka tidak terpengaruh dengan cerita teman, buku-buku seks dan film biru yang beredar luas di pasaran. Walaupun dilindungi dengan alat kontrasepsi, seks bebas relatif tetap tidak aman. Yang paling aman, setialah pada pasangan anda.

No comments: