Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Thursday, March 8, 2007

Bermesra Ria Pasca Pertengkaran

Apa yang biasa Anda rasakan setelah bertengkar dengan pasangan? Sebal luar biasa? Jengkel? Yah.. biasanya itu merupakan reaksi normal dari pasangan kekasih. Nah, mari sekarang ini kita belajar bagaimana menambah kemesraan setelah bertengkar.

Biasanya pertengkaran antara suami istri terjadi karena adanya perbedaan sikap, ketidaksesuaian antara standar salah satu pihak dan tingkah laku aktual pihak lain atau perbedaan perilaku atau kebiasaan. Sayangnya pada banyak pasangan, pertengkaran sering tidak membawa penyelesaian terhadap berbagai perbedaan yang merupakan pangkal perselisihan tersebut.

Bertengkar dengan Benar

Pertengkaran yang benar justru bisa memperkuat tali perkawinan Anda. Pertengkaran yang dilakukan dengan efektif bisa menjembatani perbedaan antara pasangan, sehingga memungkinkan suami–istri mencari kompromi yang dapat diterima kedua belah pihak. Dengan begitu kehidupan perkawinan jadi lebih harmonis. Sama seperti semua perilaku, seni bertengkar juga perlu dipelajari.

Langkah pertama yang harus dilakukan setiap pasangan supaya dapat bertengkar dengan “baik” adalah dengan menganalisa kembali setiap pertengkaran yang pernah terjadi. Tentu saja harus dilakukan setelah pertengkaran usai. Dengan menganalisa sendiri ”jalannya” pertengkaran yang telah lewat, Anda berdua bisa melihat apa saja terjadi dan kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Setelah itu, barulah keduanya bisa memperbaiki cara mereka bertengkar.

Tujuh Kebiasaan yang salah ketika bertengkar

1. Menghindari Konflik
Dapat ditandai dengan diamnya salah satu pasangan ketika sedang bertengkar. Diam tersebut berarti menunjukkan keengganan terlibat dalam konflik. Sayangnya, begitu “kesabaran” sudah habis pihak yang tampak sabar itu bisa meledak dan mengeluarkan semua emosinya.

Pemecahannya: Cari waktu untuk mengungkapkan unek-unek dengan kepala dingin setiap hari, sehingga tidak ada masalah tertumpuk dalam hati.

2. Menjadi “Jaksa”
Ini adalah kebalikan dari yang pertama. Ketika salah seorang pasif, pihak yang lainnya bisa menjadi frustasi dan seperti pihak yang sedang membuktikan kesalahan tertuduh.

Pemecahannya: Yang utama adalah dengan meminimalkan kecenderungan menghindari konflik seperti ditulis di atas. Dengan begitu, kecenderungan menjadi jaksa kemungkinan besar juga akan berkurang.

3. Terbawa Perasaan
Pertengkaran biasanya melibatkan perasaan marah, yang jika tak diredam bisa membuat Anda terlalu berapi-api dan membuat emosi sehingga perkataan Anda tak terkontrol. Kalau sudah begini, pertengkaran hanya menjadi ajang pelampiasan emosi.
Pemecahannya: Uasahakan sekeras mungkin memikirkan hal-hal yang lucu untuk meredakan “tegangan”Anda di tengah-tengah pertengkaran Anda berdua.

4. Mau Menang Sendiri
Sikap ini bisa ditandai jika ada salah satu pihak yang hanya mengemukakan pendatnya sendiri tanpa mau mendengarkan pendapat pasangan.
Pemecahannya: Selalu pikirkan bahwa setiap pertengkaran harus diakhiri dengan kompromi yang bisa diterima kedua belah pihak.

5. Tidak Menunjukkan Rasa Sayang
Memang sulit menunjukkan rasa sayang di tengah pertengkaran. Tapi jika berhasil melakukan hal ini, Anda berdua akan diingatkan bahwa rasa cinta Anda jauh lebih kuat dan berharga dari pada perbedaan yang ada.
Pemecahannya: Selesaikan pertengkaran dengan pelukan atau sentuhan dan kata-kata bahwa Anda benar-benar mencintainya.

6. Menjadi Defensif
“Ya memang begitu, tapi…” Merupakan kalimat yang menunjukkan sikap mempertahankan diri dan dengan begitu menutup telinga Anda dari pandangan pasangan.
Pemecahannya: Begitu Anda mengatakan tapi segera tahan dan ambil nafas panjang untuk menenangkan diri.

7. Menyerang
Ketika bertengkar ada kecenderungan melontarkan kata-kata yang bisa menyakitkan hati pasangan. Karena itu, pikirkanlah lagi kata-kata yang akan Anda lontarkan akan menyakiti hatinya atau tidak.
Pemecahannya: Jangan sekali-kali berpikir bahwa tujuan pertengkaran adalah membalas sakit hati yang Anda rasakan, tetapi semua itu untuk mencari solusi atas perbedaan yang ada di antara kalian berdua. (Astaga!)

No comments: