Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Monday, March 12, 2007

Awas Impotensi Bulan Madu

Impotensi bulan madu ternyata banyak dialami pasangan yang baru menikah. Dan problem ini, seperti dipublikasikan di edisi April Jurnal Urology, umunya terjadi pada pria yang masih perjaka ketika mereka menikah.

Menurut para peneliti di Turki, di mana agama dan budaya melarang seks pranikah, kasus impotensi bulan madu ini hampir selalu disebabkan oleh kecemasan 'tidak mampu melakukan'. "Hampir 1 diantara 4 pria mengalami problem fisik yang membuat mereka gagal menjalankan tugas mereka," kata penulis studi tersebut, Mustafa Faruk Usta,MD, dari Istambul University.

Di Turki, keperjakaan dan keperawanan sebelum menikah masih merupakan kehormatan calon mempelai. Umumnya pasangan mengharapkan pengalaman seks pertama mereka pada malam pengantin. Sudah tentu, pada sebagian pasangan hal ini menyebabkan beban yang berat bagi kedua belah pihak.

Dulu, stres dituding sebagai penyebab kegagalan pengantin pria. Namun dari studi terhadap 90 pasien yang mengalami impotensi selama bulan-bulan pertama pernikahan dan bahkan beberapa tahun setelah menikah. Usta menemukan, hampir 28% pasiennya mengalami problem aliran darah yang mencegah terjadinya ereksi.

"Masalahnya, umumnya pria mencari bantuan ke psikologis," papar Usta. Padahal, untuk mengatasi problem yang serius ini, diperlukan cukup banyak tes, dan yang lebih ahli dalam hal ini adalah spesialis urologi.

No comments: