Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Saturday, March 10, 2007

Ajak Pria Tes AIDS Pra Kencan, Amanlah Anda!

Memang, semua orang ingin memiliki pasangan yang bebas HIV/AIDS. Mau tidak mau ajaklah orang yang akan Anda kencani agar mau melakukan tes HIV/HIV. Tetapi kalau ia tidak mau, suruhlah pasangan Anda memakai alat pelindung kontrasepsi.

Memilih pasangan seks yang tes HIVnya negatif adalah salah satu cara yang paling efektif untuk melindungi diri terhadap AIDS. Tetapi ketentuan lain bisa juga secara substansial mengurangi penyebaran HIV. Demikian menurut hasil penelitian Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Berdasarkan data riset yang lalu dan juga model-model matematika, para peneliti menghitung risiko yang dikaitkan dengan perilaku seks berbeda dan taktik pencegahan penyakit. Mereka menemukan bahwa ketentuan yang biasa kita ketahui –termasuk penggunaan kondom atau menjalani seks jenis berisiko rendah — bisa melindungi diri sendiri terhadap risiko HIV. Tetapi usaha pencegahan kombinasi dianggap lebih baik, terutama bagi pria gay atau biseksual.

Risiko infeksi HIV tampaknya semakin rendah ketika seseorang memilih pasangan yang sudah menjalani tes HIV dan dinyatakan negatif, serta melakukan seks oral menggunakan kondom, kata Dr Beena Varghese dan rekan-rekannya dari CDC di Atlanta, Georgia.

Sebaliknya risiko HIV tinggi ketika seseorang melakukan seks anal dari seorang pasangan yang positif menderita HIV tanpa menggunakan kondom. Dalam kasus ini kemungkinan untuk tertular HIV adalah lima dalam seribu orang, demikian menurut penemuan yang termuat dalam jurnal Sexually Transmitted Diseases.

Para peneliti memberi catatan bahwa meskipun risiko ini mungkin kelihatannya rendah, tetapi jelas ini merupakan refleksi adanya risiko tiap kali seseorang melakukan perbuatan yang menyebabkan risikonya tinggi selama beberapa kali.

Seperti yang diharapkan, penggunaan kondom sendiri bisa mengurangi risiko HIV bagi pria heteroseksual dan homoseksual dan juga wanita sampai 20 kali dari keseluruhan. Untuk individu, perilaku seks yang tanpa pelindung yang dilakukan dengan seks oral mengandung risiko yang paling rendah, sedangkan seks vaginal berisiko tinggi dan bahkan seks anal berisiko lebih tinggi lagi.

Secara logika, melakukan seks dengan pasangan yang positif HIV secara substansial meningkatkan risiko seseorang terkena HIV, tetapi begitu pula jika melakukan seks dengan seseorang yang status HIVnya tidak ketahuan yang mengaku negatif terhadap HIV.

Hanya mengambil satu ukuran pencegahan saja secara signifikan memotong risiko HIV untuk pria heterokseksual dan wanita ke antara dua sampai 10 dalam 10 juta per perilaku seks, demikian menurut perkiraan peneliti.

Tetapi untuk pria gay dan biseksual, yang berhadapan dengan tingginya risiko HIV, taktik menggunakan dua perilaku seks aman mungkin perlu untuk melihat penurunan seperti itu dalam risiko memindahkan penyakit, kata peneliti.

Varghese dan rekan-rekannya menambahkan bahwa sementara penemuan mereka mungkin secara intuitif jelas adalah penting untuk mengerti perbedaan risiko HIV terkait dengan perilaku yang berbeda.

"Kami berharap orang akan menggunakan informasi ini untuk memilih kombinasi perilaku pengurangan risiko yang mereka bisa pertahankan," kata peneliti.

No comments: