Warning !!

Peringatan!! Banyak mengandung artikel atau informasi untuk khusus DEWASA.
Informasi yang ada di sini bukan sebagai pengganti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter atau ahli bidang bersangkutan, namun diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda. Sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan masalah Anda dengan dokter keluarga Anda atau ahli bidang bersangkutan.

Bila Anda ingin berbagi artikel/ info yang menarik dan sesuai dengan topik blog ini, silahkan berbagi dengan join dan posting ke info_pria@yahoogroups.com.
Semua sumber/ penulis dari pada artikel/ tulisan/ informasi yang dimuat sudah kami usahakan untuk dicantumkan. Bila ada kesalahan harap hubungi kami pada (info_pria-owner[at]yahoogroups[dot]com). Terima kasih.

LEBIH LENGKAP!! Dapatkan DVD Info-Pria, yang berisikan e-book, kumpulan artikel, software dan lainnya. Lebih rinci klik disini.

Wednesday, July 18, 2007

Kompromi dengan Cemburu

Orang bilang, cemburu tandanya cinta! Paling tidak, dia masih care dan butuh kita. Tapi kalau kelewatan, pasti menyebalkan. Gimana mengatasinya?

Memang, orang bertipe pencemburu cenderung posesif. Sederet pertanyaan bernada curiga akan diajukan, bila dia merasa ada yang nggak beres, meski sebetulnya tak ada apa-apa.

Tapi, kalau tahu caranya, Anda bisa mengolah rasa cemburu dia menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi hubungan, lho. Untuk itu:

* Cari pemicu rasa cemburu itu. Apakah beralasan atau dicari-cari? Jika tak beralasan, coba selidiki masa lalunya. Mungkin dia punya pengalaman traumatik dengan hubungan cintanya. Kalau begitu adanya, yakinkan bahwa Anda adalah orang berbeda dengan orang-orang di masa lalunya.

* Mungkin dia orang yang tak pernah percaya diri, dan selalu menganggap dirinya kurang berharga. Bantulah dia menyingkirkan pikiran negatif itu. Bangun kepercayaan dirinya. Sesekali akui dan pujilah kelebihannya. Yakinkan bahwa dia adalah orang paling istimewa di mata Anda.

* Jangan putus komunikasi. Bagi pencemburu, komunikasi yang terputus akan menambah kecurigaan. Beribu pikiran negatif akan keluar dengan mudah. Kalau sudah begitu, bukan hanya dia yang menderita, tapi Anda juga. Tak ada salahnya mengirim menelpon sekedar say hello, kirim SMS, atau e-mail.

* Tunjukan bahwa Anda menyayanginya. Kalau memang cinta, katakan bahwa Anda mencintai dan memerlukannya. Bagilah dengannya, baik saat-saat bahagia ataupun sedih. Berikan perhatian yang cukup, seperti memberi kado pada Ultahnya atau membuat piknik kecil-kecilan berdua.

* Ingatkan bahwa cinta merupakan satu paket dengan kepercayaan dan kesetiaan. Tak ada alasan baginya untuk terus cemburu dan curiga. Tapi jika upaya itu gagal, rasanya Anda perlu mengkaji ulang hubungan tersebut. Buat apa pacaran, kalau hanya bikin stres?! (tri) (Astaga.com)

Jika Harus Bicara Soal Seks

Baik untuk pasangan yang baru menikah maupun suami-istri yang sudah menikah puluhan tahun, tetap saja tidak mudah untuk mengatakan secara terus terang mengenai masalah seksual yang dirasakan. Sering kita membayangkan penolakan yang biasanya diikuti dengan reaksi yang dramatis dan rasanya tidaklah mudah untuk mengambil risiko melihat pasangan tercunta merasa sedih atau tersinggung.

Jadi, bagaimana harus menyampaikan keluhan sepuratar kehidupan seksual Anda berdua?

1. Renungkan
Seks bukanlah masalah yang sederhana. Perasaan Anda sangat berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi dan demikian juga halnya dengan masalah yang dirasakan oleh pasangan yang ditujukan kepada Anda.

Bila ada sesuatu yang tidak berkenan di hati, endapkan dan renungkan terlebih dahulu. Cari tahu di mana letak permasalahannya. Ada yang merasa terbantu dengan menuliskan masalah yang dirasakan dan dihadapi, tetapi ada yang lebih senang mencurahkan permasalahannya secara lisan dan terbuka.

2. Tulis
Jangan hiraukan tata bahasa dan kata-kata yang digunakan. Dengan menuliskan apa yang hendak Anda utarakan, sudah merupakan langkah yang sangat baik untuk memperjelas permasalahannya kepada diri sendiri dan melatih cara berbicara dengan pasangan.

Ada pasangan yang dengan cara menulis surat ke pasangannya dan menulis surat dapat merupakan cara yang baik untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan. Dan bila dilakukan bersama-sama pada saat membicarakannya dengan pasangan, maka hal ini dapat meningkatkan kedekatan hubungan dengan cara-cara yang tak pernah Anda bayangkan sebelumnya.

3. Latih & Praktekkan
Bila Anda gugup sebelum membicarakannya dengan pasangan, lakukan latihan terlebih dahulu. Bila Anda memiliki sahabat, praktekkan di hadapannya. Kalau tidak, Anda pun dapat melakukan latihan sendiri. Duduklah di muka komputer dan praktekkan apa yang akan dibicarakan. Anggaplah komputer Anda dapat berbicara.

4. Pertimbangkan Saat Tepat
Salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan adalah kapan saat yang tepat untuk membicarakannya. Hal ini akan sangat tergantung pada topik yang akan Anda bicarakan.
Bila Anda ingin memberi masukan untuk mencoba sesuatu gaya yang baru di tempat tidur, maka membawa permasalahan tersebut sebelum melakukan hubungan intim bukanlah saat yang tepat. Membicarakan ketidakpuasan Anda atas frekuensi seksual Anda berdua pada saat anak-anak berada di rumah juga bukan merupakan saat yang tepat. Jadi, cari dan pilih waktu yang pas agar pesan atau masukan yang ingin Anda sampaikan, bisa diterima dengan baik oleh pasangan.

5. Tentukan Lokasi
Pertimbangan lokasi sama pentingnya dengan pertimbangan waktu. Membicarakan masalah ketidakpuasan seksual di tempat tidur merupakan langkah yang tidak baik karena dapat menciptakan hal negatif. Baik Anda maupun pasangan akan merasa dikritik bila permasalahan dibicarakan di tempat tidur. Sebaiknya bicarakan permasalahan tersebut pada saat Anda berpakaian lengkap sambil minum teh bersama di sore hari.

6. Waktu untuk Proses
Harus diiingat, pasangan dapat saja terkejut dengan apa yang Anda katakan. Beri waktu dan tempat yang tepat bagi Anda berdua untuk merespons secara jujur, tanpa ada perasaan diserang dan ditekan. Biasanya diperlukan beberapa kali pembicaraan untuk dapat mengatasi permasalahan secara keseluruhan atau membicarakan seluruh aspek permasalahan. Anggaplah komunikasi seksual sebagai proses yang berkesinambungan.

7. Murah Hati
Tidak peduli betapa sulitnya bagi Anda untuk membicarakan masalah seksual, bila hanya Anda yang mempunyai masalah, pertimbangkan bahwa hal tersebut mungkin lebih sulit bagi pasangan. Bila memungkinkan, cobalah untuk bersikap murah hati terhadap pasangan dan coba untuk tidak menyalahkan, baik pasangan ataupun diri sendiri.

Hanya ada Anda dan dia dalam hubungan ini dan akhirnya Anda berdua perlu bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

8. Umpan Balik
Kadang-kadang kita dapat membuat diri kita sangat cemas atas apa yang kita permasalahkan dengan pasangan dan ternyata permasalahannya tidak seburuk yang kita duga sehingga akhirnya kita merasa lega.

Jadi, sekali-sekali coba untuk membicarakannya lagi. Tentu saja bukan dengan cara mengomel alias menggerutu, melainkan sekadar untuk memperjelas bagaimana perasaan pasangan dan untuk itu Anda dapat mengetahuinya dari pembicaraan yang berlangsung antara Anda dan dia.

JANGAN LUPA!
* Jangan lupa, tiap situasi tidak selalu sama. Oleh karena itu kiat yang disebutkan di atas bisa saja sesuai dengan situasi yang Anda hadapi tetapi bisa juga tidak.

* Jangan lupa, imajinasi seseorang dapat merupakan musuh terburuk bila harus mengambil risiko seperti ini. Kenyataannya, kemungkinan besar tanggapan yang diberikan pasangan tidak pernah seburuk yang Anda bayangkan dan berbicara secara terbuka mengenai perasaan seksual, birahi, keinginan serta ketidakinginan Anda, tidak hanya memperbaiki kehidupan seks dengan pasangan tetapi juga dapat memperbaiki aspek lain dari hubungan Anda berdua. (tabloit Nova)

Komunikasi Seks Kunci Keharmonisan

Komunikasi Seks Kunci Keharmonisan

Seks salah satu tiang utama perkawinan. Dengan itu, kehidupan berkeluarga menjadi lebih berbunga. Sebaliknya, tanpa itu keharmonisan pasangan suami-istri bisa terganggu, meskipun tak selalu berujung perpecahan. Dalam hal satu ini komunikasi menjadi kunci terpenting. Dokter bisa membantu hanya bila pasangan tak mampu mengatasi sendiri.

Seks ibarat lem perekat. Ketika baru menjadi pasangan, hari-hari dilalui bersama dengan kesenangan. Mereka melihatnya sebagai sesuatu yang selalu indah, istimewa, yang bisa dinikmati bersama. Namun, keistimewaan itu secara alamiah dan sedikit demi sedikit akan luntur kadarnya. Kecuali bila keduanya mampu memelihara keistimewaan itu dengan "bumbu-bumbu" baru. Sajian sama tetapi tampilan dan rasanya berbeda, sehingga tetap bisa dinikmati bersama. Keharmonisan pun bisa dicapai.

Sebaliknya, kalau keistimewaan itu tidak dipelihara, bukan tak mungkin akan menjadi sesuatu yang biasa. Yang lebih celaka kalau hal ini terus berlanjut hingga menjadi sesuatu yang tak ada apa-apanya.

Tapi tunggu dulu! Hubungan seksual bukan satu-satunya penentu keharmonisan suami-istri. Benar kalau dr. Boyke Dian Nugraha Sp.OG, MARS, dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang juga seksolog, menganggap seks adalah salah satu tiang perkawinan. Jika satu pilar ini goyah atau dicabut, rumah tangga itu bisa saja runtuh. Menurut dia, peranannya dalam keharmonisan rumah tangga sekitar 20%. Sedangkan unsur terbesar, 55%, adalah faktor komunikasi. Kesenjangan komunikasi akan menyebabkan banyak hal tak tersampaikan. Jika terus dibiarkan, kurang sehatlah hubungan suami-istri.


Sekali lagi, komunikasi!
Supaya seks tetap dalam kondisi prima, ada empat hal ditekankan dr. Boyke. Pertama, seks yang dilakukan dalam ikatan perkawinan, bukan dengan pacar. Kedua, yang dilakukan dengan perasaan cinta, bukan dengan membayar, atau melakukannya secara asal-asalan. Ketiga, dilakukan dengan keterlibatan emosi masing-masing pasangan, dengan tujuan saling memuaskan. Keempat, yang dilakukan dengan teknik dan variasi baru, sehingga tidak membosankan. "Jika satu dari keempat hal itu tak ada, akan terjadi ketidakharmonisan," tegasnya.

Namun, di atas itu semua, yang terpenting tetap komunikasi intim. Perselingkuhan biasanya berakar pada kesenjangan komunikasi ini.

Memang, dari keempat hal itu, faktor keterlibatan emosi bisa memancing terjadinya perselingkuhan. Makin panjang usia pernikahan, seks sering dianggap sebagai rutinitas semata. Rasa bosan bisa menjangkiti baik suami maupun istri.

Diingatkan dr. Boyke, rasa jemu, yang ada kaitannya dengan teknik dan variasi yang monoton, bisa memperkecil keterlibatan emosi. "Sang istri asal melayani karena (dianggap) sudah kewajiban, pura-pura orgasme supaya cepat selesai. Tak ada rasa cinta," tuturnya. Biasanya, suami mengeluh istrinya terlalu konservatif, diminta oral seks tak mau, sementara dirinya, terutama yang berusia di atas 40 tahun, memerlukan rangsangan lebih. Ini menjadi salah satu pendorong pasangan pria mendatangi pekerja seks komersial atau melakukan perselingkuhan.

Namun, jangan bersorak dulu wahai kaum pria. Di Klinik Pasutrinya, dr. Boyke menemukan cukup banyak kasus wanita berselingkuh. Penyebabnya, para suami yang kurang "pintar", menderita ejakulasi dini, atau impotensi, kurang perhatian, dan sebagainya.

Menghadapi kasus demikian, biasanya dr. Boyke akan memanggil pasangan itu satu per satu, untuk dikorek duduk permasalahannya. Selanjutnya, mereka mendapat PR (pekerjaan rumah) untuk menuliskan apa yang dikehendaki atas pasangannya.

"Nanti PR itu dipertukarkan, tentu setelah saya perhalus," kisah dr. Boyke. Sehabis itu, barulah pasutri itu dipanggil berdua. Menurutnya, banyak pasangan yang menahan bicara untuk menjaga perasaan pasangannya. Akhirnya, itu menjadi amarah terpendam. Dalam hal ini, ia hanyalah mengurai benang komunikasi yang kusut. Setelah kran komunikasi dibuka, biasanya pasangan itu harmonis kembali.


Fantasi seksual
Untuk menambah perbendaharaan teknik dan variasi, pasangan dibolehkan menonton film dewasa sebagai alat bantu, "Sepanjang itu tidak dijadikan obsesi. Misal, sebelum berhubungan selalu harus menonton BF dulu. Kalau sesekali, bolehlah," tambah dr. Boyke.

Ia juga menyarankan pasutri untuk mengubah tempat bermesraan. Sesekali di kamar mandi, sesekali menggunakan gel, sesekali menggunakan vibrator, dan sebagainya.

Berbagi fantasi pun disarankannya.

"Tapi fantasi saya agak liar, Dok," adu seorang nyonya muda agak tersipu. Dr. Boyke balik menggoda, "Sama suami sendiri kok malu-malu."

Memang ada seorang suami atau istri yang terkejut karena pasangannya ingin melakukan hubungan di atas karpet. Ada juga yang ingin melakukan di dalam mobil. Padahal, sang pasangan tergolong konservatif. Akibatnya, ia malah curiga, dari mana dan dari siapa si pasangan mendapat "jurus" seperti itu.

Ingat, fantasi seksual boleh saja, asal tujuannya untuk memuaskan pasangan. Misalnya, seorang suami membayangkan Inul atau Kris Dayanti ketika berhubungan dengan istrinya, dengan maksud agar gairahnya tetap mendidih. Atau, sang istri membayangkan suami di hadapannya sebagai Antonio Banderas.


Periksa, lalu terapi
Jangan remehkan pula bila ada tanda-tanda disfungsi seksual. Segeralah mengunjungi dokter untuk dicarikan penyebabnya dan ditentukan terapinya.

Menghadapi penderita disfungsi ereksi, misalnya, dr. Boyke akan mencari dulu penyebabnya, apakah faktor fisik atau psikis. Kalau fisik misalnya, periksa hormonnya. Apakah ia mengalami andropause, adakah diabetes, kolesterol tinggi, pembesaran prostat, atau lainnya? Begitupun pada wanita. Jika frigid, dia akan menjalani pemeriksaan hormon, adakah kista di kandungannya, atau apakah ada trauma masa lalu lantaran pernah (akan) diperkosa?

Dari pemeriksaan itu, baru terapi bisa dilakukan. Bisa secara medis atau cukup diajak mengobrol. Jika terlalu banyak masalah kejiwaan, dokter akan merujuknya ke psikiater.

Penggunaan obat pun dapat dibenarkan. Bilamana perlu, dr. Boyke akan memberikan vitamin, makanan suplemen, bahkan viagra (khusus untuk pria).

Banyak pula kasus yang berhasil ditangani dengan mengubah pola hidup, seperti berhenti merokok, menghindari kolesterol, berolahraga, atau menurunkan bobot badan. Dengan cara ini separuh pasien sudah bisa sembuh. Separuh lainnya, yang mengidap diabetes, tekanan darah tinggi, stres, disembuhkan dengan bantuan obat-obatan.

Pada wanita, terapi fisik dilakukan dengan pemberian hormon replacement therapy, khususnya buat yang menopause, atau menopause dini dengan profil estrogen yang kurang, agar si wanita lebih bergairah. Ada pula yang perlu pengaturan pola makan, fitness, penurunan bobot badan, atau konsultasi ke ahli akupunktur dan ahli gizi. Terkadang diberi juga obat penenang, atau gel jika pasien merasa sakit saat melakukan hubungan, antibiotik untuk keputihan.


Obat kuat
Diakui dr. Boyke, sekitar 90% pasien pria sudah mencoba obat-obatan lebih dulu sebelum berkonsultasi padanya. Mereka datang ke Mak Erot, minum obat-obatan Cina, atau mencampur Viagra dengan suplemen penambah stamina. Padahal, setelah konsultasi dengan dokter penggemar musik klasik ringan ini, si pasien hanya mengalami kelainan psikologis akibat stres. "Terapinya pun hanya ditambah sedikit olahraga, tambah penenang sedikit. Sudah bagus hasilnya."

Dr. Boyke menyatakan agak prihatin dengan kecenderungan masyarakat mengobati diri-sendiri. Kalau ke dokter, akan dicari penyebabnya, sehingga pengobatannya terkendali, cepat sembuh, dan aman.

Ia menaruh hormat pada obat-obatan tradisional untuk pria, di antaranya obat dari Cina, sanrego dari Sulawesi Selatan, tumbuhan purwaceng di Jawa Tengah, dan pasak bumi dari Kalimantan, "sepanjang obat itu memberi manfaat nyata. Hanya saja, jika ingin berbarengan minumnya, lihat dulu kandungan jamunya. Jangan lupa pula perhatikan label POM dari Depkes kalau membeli jamu instan."

Mengantisipasi adanya produk jamu yang dicampur senyawa kimia, Boyke sering menyarankan agar pasien membuat sendiri jamunya. Salah satu resepnya adalah campuran madu dan telur setengah matang plus jinten, atau campuran lada hitam, telur bebek, jeruk nipis.

Kalaupun lebih menyukai jamu siap saji, pastikan jamu itu telah melewati berbagai uji. "Jamu harus melalui uji praklinis dan klinis (uji manfaat)," jelas dr. Sonia Grania Wibisono. Dengan bukti ilmiah, kualitas jamu itu bisa lebih terjamin. Dalam uji khasiat terhadap KukuBima TL + Tribulus, misalnya, bisa dibuktikan adanya kandungan protodioscin. Dalam tubuh manusia, protodioscin diubah menjadi hormon dehidroepiandrosteron (DHEA), bahan dasar pembentuk hormon testoteron. Protodioscin juga me-ningkatkan lutenizing hormone. Kedua hormon itu berperan penting dalam meningkatkan kualitas hubungan suami-istri.

Bahwa jamu dicurigai dapat merusak lever, dr. Sonia mengingatkan untuk tidak sembarangan minum jamu yang tidak diketahui pasti isinya dan siapa produsennya. "Harus selektif, pilih yang ada daftar komposisinya," tambahnya.

Menurut dokter berwajah fotogenik itu, jamu biasa digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, atau mengobati beberapa gejala, "Sifatnya mirip makanan tambahan atau suplemen. Ada juga yang berfungsi seperti obat, tapi alami. Benar bahwa jamu membuat tubuh berfungsi lebih baik dan tidak membuat ketagihan."

Sejumlah perusahaan jamu besar terus-menerus meningkatkan kualitas produknya. Manfaat dan kemasannya bersaing dengan produk industri farmasi.

Namun, konsumen tetap harus waspada. Banyak merek jamu beredar dengan kemasan dan promosi yang menggugah minat, tapi isinya tak dapat dipertanggungjawabkan. Bukan hanya penyakitnya tak kunjung sembuh, tapi malah muncul ancaman penyakit lain, terutama kerusakan pada lever.

Yang pasti, bukan hanya obat-obatan yang menjamin tercapainya keharmonisan seks dalam rumah tangga. Memperbaiki sikap dan memberi variasi terhadap seks itu sendiri yang malah sering menjadi solusi. Murah, tak berisiko pula.

Sumber : majalah Intisari AGUSTUS 2003

Dia Bohong atau Jujur ?

Mau tahu apakah dia bicara bohong atau jujur? Coba perhatikan gerak tubuhnya. Dari ekspresi dan gerak tubuhnya, Anda bakal tahu kalau dia sedang berdusta.

Mungkin Anda takkan tahu kalau dia sedang berdusta di ujung telepon atau membual dalam surat cinta. Oleh sebab itu, bila ingin tahu apakah dia bicara jujur atau bohong, sebaiknya Anda mengajak dia bertatap muka.

Sekalipun dalam benaknya sudah terangkai kata-kata "mutiara", tak jarang bahasa tubuhnya (secara mendadak) membelot dari kalimat yang mengalir lewat bibirnya. Akibatnya? Ketahuan, deh, kalau dia sedang berbohong.

Coba perhatikan beberapa bagian tubuhnya, kalau ada yang "menyimpang" dari yang seharusnya, maka bisa dipastikan bahwa dia sedang berusaha ngebokisin Anda:

Gelisah. Perasaan ini sering dianggap sebuah indikasi ketidaktulusan. Terlebih jika kegelisahan itu dibarengi dengan ciri-ciri lainnya, seperti bibir dan mulut kering, tenggorokan tercekat, nafas menjadi tak beraturan.

Sikap dan gerak kaki. Orang yang sedang berusaha bohong, biasanya (dengan refleks) akan menyilangkan tungkai kaki secara simultan. Konon, cara ini adalah bentuk pembelaan diri seseorang dari kemungkinan yang bakal menyerangnya.

Orang yang sedang berusaha berdusta, biasanya juga tak bisa diam. Dia akan menggerakan kakinya ke kanan-ke kiri. Hal ini disebabkan perasaan yang tak nyaman dan dia (sebenarnya) ingin mengambil langkah seribu.

Sikap dan gerak tangan. Tangan akan sangat berperan membantu menegaskan maksud dan tujuan yang akan disampaikan sipembicara. Mereka akan menggerak-gerakkan tangan di udara. Tapi tak begitu bila dia sedang berdusta.

Orang yang berdusta biasanya akan menyebunyikan tangan dibalik kantong celana, mendekapkan atau mengepalkan kedua telapaknya. Atau, aktif menyentuh-nyentuh area seputar wajah, dari hidung, dagu bahkan juga kuping.

Gerak mata. Konon, mata lebih jujur dari mulut dan hati seseorang. Lewat indera yang satu ini, kita bisa menggali rahasia seseorang. Orang yang sedang berdusta biasanya menghindari tatapan mata langsung.

Saat berbohong, kedua pupil mata umumnya menjelajah ke mana-mana, ke atas, ke bawah, ke samping. Pokoknya menghindari tatapan langsung lawan bicara yang tengah dibohongi.

Tekanan suara. Rangkaian kata-kata dalam kalimat sudah pasti menjadi the best liars of all. Nggak heran banyak orang tertipu melalui telepon, karena percaya dengan kata-kata dan rayuan yang meyakinkan.

Orang yang sedang berbohong biasanya sedikit bicara. Kalaupun bicara, banyak kalimat yang nggak nyambung, yang berusaha dikoreksinya. Intonasi bicara mereka umumnya menggantung atau ngambang. (imaulana)

Seni Berdusta pada Pasangan

Tak ada seorang pun yang ingin dibohongi. Tapi, kata orang, bohong itu sudah menjadi komoditas yang diperlukan dalam sebuah hubungan.

Disaat tak ada jalan keluar, bohong terkadang jadi penyelamat. Apalagi, walau jauh lebih baik, tapi bicara jujur tak selamanya "mengenakan" dan berpotensi memperparah luka.

Mengingat hal itu, tak ada salahnya Anda belajar mengolah seni berbohong demi keutuhan hubungan. Bukan sebagai pondasi hubungan, tapi sebagai roda penyelamat. Niscaya, pasangan Anda tak akan keberatan.

Soal Kepastian. Siapapun butuh kepastian arah hubungan, merasa lebih "laku" dan merasa paling spesial. Tapi alasan dari itu semua adalah untuk meyakinkan diri bahwa Anda akan terluka bila ditinggalkan. So, katakan itu semua sambil siap-siap untuk ditinggalkan.

Soal Mantan. Terkait pada poin pertama, siapapun ingin merasa dirinya paling spesial. Oleh sebab itu, lambat laun, pertanyaan soal para "mantan", pasti akan datang. Biar aman, tak ada salahnya mengatakan dia paling spesial saat ini. At least, saat ini!

Soal Lamunan. Orang yang sedang kasmaran, biasanya curigaan. Jangan heran bila dia selalu ingin tahu apa yang sedang Anda pikirkan kalau dia melihat Anda melamun. Untuk menyenangkan hatinya, kenapa tak berkata bahwa Anda sedang memikirkannya.

Soal CCM. Kalaupun punya cem-ceman, so what? Apa mau dibagi? Tak ada salahnya mengatakan dia adalah the one and the only. Habis Perkara. Urusan CCM, itu urusan di luar rumah, jangan sekali-kali merubahnya jadi PR.

Soal Kado. Kado masih diyakini sebagai cara ampuh untuk menarik lawan. Apalagi kalau kadonya lumayan berharga. Apapun yang terjadi, Say, Thank You disertai seulas senyum harus diberikan walau kadonya hanya sebatang coklat.

Soal Body. Urusan body memang sangat krusial, lho. Jangan sampai Anda dicap sebagai orang "habis manis, sepah dibuang". Mangkanya, jangan tunggu ditanya, puji dia secara berkala, walau body-nya agak melar, biar dia tambah rajin pergi ke Gym. (imaulana)
(Astaga.com)

Hiruk-pikuk Single Dad Antara Godaan Dan Gunjingan

Bagaimana jika pria dihadapkan pada posisi sebagai orangtua tunggal. Berperan sebagai ayah sekaligus ibu bagi anak-anaknya.

Sebut saja Lintang, pria berusia 38 tahun itu. Ia, general manager di sebuah perusahaan teknologi dan informasi di Jakarta. Biasanya, segala kebutuhannya diurus oleh istrinya. Tapi, semuanya berubah ketika istrinya meninggal dunia dua tahun lalu. Pria ini harus menangani segala hal di rumah, mulai mengurus keperluan rumah tangga, mengurus dua anaknya, sampai mengatur gaji pembantu.

Berbeda dengan Lintang, Dani (33 tahun), ketika bercerai dengan istrinya, harus mengasuh anak lelaki semata wayangnya yang berusia 6 tahun. Pria yang bekerja sebagai fotografer ini kemudian tinggal di rumah orangtuanya. Namun, dia tak bisa menitipkan anaknya ke tangan orangtua sepenuhnya, karena mereka pun masih bekerja.

Baik Lintang maupun Dani sempat kalang kabut dengan kondisinya sebagai single dad (sebutan orangtua tunggal untuk lelaki-red). Awalnya, mereka merasa hidup ini tidak berjalan dengan normal, karena banyak hal yang harus dilakukannya sendiri.

Berbeda dengan Dani dan Lintang, Willy Dozan (48 tahun) yang berprofesi sebagai aktor laga, di awal masa perceraiannya merasa sangat kesepian, karena dia harus berpisah dengan anak-anaknya. “Biasanya, rumah ramai dengan tawa dan tangis anak-anak, tiba-tiba hilang begitu saja,” ujar pria yang sudah menduda dua tahun ini. Tapi sekarang, dia mulai terbiasa dengan kondisi seperti itu. “Toh, komunikasi saya dan anak tetap jalan,” kata dia menambahkan.

Namun umumnya, masalah yang paling berat dihadapi oleh seorang pria adalah tidak sanggupnya tinggal sendirian terlalu lama, bukan hanya soal kebutuhan terhadap pendamping, tetapi juga menangani segala urusan rumah. Karakter dan sifat anak yang berbeda-beda pun bisa membuat “pusing”. Diperlukan keterampilan, ketelatenan, dan pendekatan khusus. Umumnya, hanya wanita yang bisa melakukan itu, karena pada dasarnya wanita lebih memperhatikan hal-hal detail. Sedangkan pria cenderung berpikir global, garis besar, dan penuh dengan analisis.

Sebagai duda, bicara “godaan” untuk menikah lagi tentu hal yang lumrah. “Pria dengan kondisi demikian ingin menikah lagi, itu manusiawi. Tapi, balik ke individu pria itu masing-masing serta situasi yang dihadapinya,” ujar Jacinta F. Rini dari e-psikologi.com. Willy menambahkan, “memang tidak mudah mencari istri lagi, butuh proses.” Karena menurutnya istri itu nantinya harus baik pula untuk anak-anaknya. Jadi, hal itu memang harus didiskusikan kepada anak dan membutuhkan waktu yang cukup panjang dengan pertimbangan mendalam sebelum menjatuhkan keputusan.

Masalah lain yang biasanya dihadapi para single dad biasanya menyangkut masalah teknis. Sang ayah yang bekerja mempunyai keterbatasan waktu untuk anak-anaknya. Kendala psikologis dan emosional, seperti perasaan bersalah karena tidak bisa menjadi ayah yang ideal, over providing (terlalu melayani), dan over curiousity (tidak percaya kepada anak, efek dari ayah kurang percaya diri), bisa muncul.

Bisa pula timbul problem emosional dan psikologis dari sang ayah, seperti masih menyimpan amarah dan perasaan bersalah yang disebabkan oleh perceraiannya. “Hal itu yang memengaruhi cara berpikir si ayah dalam mendidik dan membesarkan anak,” ujar Jacinta.

Status single dad juga terkadang dipandang “aneh” oleh masyarakat, bahkan menjadi bahan tertawaan teman-teman di kantor maupun di lingkungannya bersosialisasi. Menurut Jacinta, hal itu bukan masalah yang patut dibesar-besarkan, sebaiknya fokus pada anak, dengarkan kata hati, berpikir positif, dan menerima kekurangan serta kelebihan diri kita. Dengan begitu, apa pun statusnya, akan lebih enjoy menjalani kehidupan ini, dan yang pasti selalu berserah diri kepada Tuhan.

Sementara untuk menghadapi karakter anak yang berbeda-beda, memang dibutuhkan usaha ekstra. Yang penting, jangan pernah menganggap semua anak bisa diperlakukan sama, apalagi sampai membandingkan untuk melecehkan yang satu dan memuji yang lain.

Bagaimanapun, life must go on. Jadi, apa pun yang terjadi, hidup ini harus tetap dijalani seperti kehidupan normal pada umumnya. Dan, untuk menjaga keharmonisan, dituntut komunikasi yang baik antara ayah dan anak, sehingga dengan atau tanpa seorang istri, hidup tetap harus berjalan sebagaimana digariskan.

Oleh: Chitra Riantina (Majalah Manly)

Apa Yang Membuat Wanita Tergila-gila Pada Seorang Pria ?

Apa yang membuat wanita tergila-gila pada seorang pria ? Beberapa akan menjawab, karena tubuhnya yang begitu proporsional sehingga enak dilihat. Dan yang lainnya sepakat karena karena tatapan matanya yang begitu 'dalam', atau senyumnya yang begitu menawan....! Apapun alasannya, penampilan fisik memang menjadi salah satu bagian yang bisa meningkatkan daya tarik dan kekuatan seseorang untuk disukai lawan jenisnya. Tapi, benarkah seorang wanita sangat mendambakan pria karena keadaan fisiknya ?

Simak, beberapa komentar wanita yang memilih pasangannya karena mereka punya 'sesuatu' yang membuat dirinya terlihat lebih seksi :
1) "Dia pintar, dan selalu menanggapi apa yang saya tanyakan. Dia tahu mencari 'jawaban' pada setiap pertanyaan yang saya ajukan.

2) Dia lebih tenang dari saya. Setiap Saya ngambek, dia nggak pernah membujuk, justru itu membuat Saya jadi cepet 'sembuh'...

3) Sifat pengertiannya yang besar dan dia bisa menghibur kalau saya sedih. Pokoknya dia bisa bikin ketawa padahal saya benar-benar lagi sebel.

4) Dia tahu apa yang saya rasakan. Karena bintang kita berdua sama, jadilah dia 'paranormal' yang bisa menebak perasaan dan mood saya.


Deborah Blum, penulis Sex on the Brain :
" The Biological differences Between Men and Women", mengatakan : saat ini semakin banyak wanita atau pria yang menginginkan hubungan yang bersifat long term partner. Bukan saja hubungan yang sesaat atau one night stand. Itulah, sebabnya, wanita lebih senang mengamati gaya hidup pasangannya, termasuk kepribadian yang dimiliki pria tersebut, daripada hanya terpaku pada penampilan fisik saja.

Penasaran ? Lanjutkan terus mencari tahu, sebenarnya sifat apa yang dimiliki pria sehingga ia begitu memikat di mata anda.

*** Tampak Cerdas ***
Wanita sangat 'gemas' dengan pria yang terlihat cerdas dan menanggapi perbincangan yang terjadi di antara mereka. Apalagi, perbincangan tersebut 'bukan' termasuk bahan pembicaraan yang biasa dilakukan pria. Misalnya, tren olahraga yang disukai wanita saat ini, hits album terbaru favorit wanita, dan lain-lain. Pria akan lebih terlihat seksi ketika dia tahu segala 'jawaban' bagi pertanyaan yang Anda ajukan.

*** Tenang dan Meyakinkan ***
Satu hal yang berusaha dihilangkan dari diri wanita adalah sifatnya yang terlalu emosional dan sensitif. Itulah sebabnya, wanita cenderung memilih pria yang bisa membuat mereka lebih tenang dan yakin dengan tindakan yang akan diambilnya. Hebatnya, pria sering tampil yakin, kalau ia selalu ada untuk Anda. Selain itu, pria seperti ini membuat Anda yakin ia akan siap membantu Anda ketika dibutuhkan.

*** Humoris Yang Tanpa Beban ***
Pria yang 'penghibur' lebih disenangi oleh wanita daripada pria kaku dan otoriter. Terkadang, wanita ingin menemukan orang yang bisa membuat ia tertawa di sela-sela kesibukan pekerjaan yang dihadapinya. Pria harus bisa menemukan celah ini dan belajar membuat jokes yang mampu menyegarkan suasana. "Bagaimana Saya tidak jatuh cinta, ketika ia menceritakan sebuah cerita lucu ketika Saya curhat tentang pekerjaan yang menyebalkan. Dan ia mengatakan, kamu lebih manis kalau tertawa..."

*** Mengerti Siapa Anda ***
Kalau ini alasan Anda memilihnya, percayalah Anda bukan yang pertama melakukannya. Karena fakta mengatakan bahwa pria terpilih karena sifat pengertian yang berlimpah dalam dirinya. Wow! Dia mengerti kapan Anda terkena PMS, sehingga ia rela hari-harinya akan dipenuhi dengan amarah dan emosi yang tidak stabil. Pengertian kalau Anda memilih berkumpul dengan teman-teman lama dan mengatur jadwal baru untuk Anda berdua. Jadi, kalau wanita memilih pria bukan karena fisiknya, apakah berlaku untuk sebaliknya? Tanyakan saja langsung pada si Dia, kenapa Anda yang terpilih, dan bukan yang lain !

Satu lagi, tak ada salahnya kalau pria pasangan Anda bisa ikut membaca uraian ini....siapa tahu dia jadi lebih paham tentang apa yang Anda mau

Kenapa Pria Takut Komitmen? Antara Cinta Dan Kebebasan

Pacaran sudah cukup lama, tapi ciut dan menghindar bila disenggol tanggal pernikahan. Kebebasan bakal terlanggar, trauma masa lalu, atau pundi materi yang belum cukup selalu jadi alasan. Benarkah hanya itu?

Adri dan Mira sudah berpacaran enam tahun. Namun, sampai saatini Adri belum juga mengajak Mira untuk menikah, padahal Mira sudahbeberapa kali menanyakan hal itu. Alasan Mira sebenarnya cukup masuk akal, selain rentang pacaran yang sudah lama, usia mereka pun laik matang memasuki pelaminan. Saat ini, usia Adri menginjak 35 tahun dan Mira 30 tahun.

Adri bingung menghadapi hal itu, karena sebenarnya sampai detik ini pun ia tidak pernah memikirkan soal perkawinan. Adri beranggapan pernikahan akan mengganggu kebebasannya.

Banyaknya kasus kawin-cerai di masyarakat, salah satu yang menandakan bahwa sulitnya pasangan suami istri menjalani komitmen perkawinan. Komitmen itu merupakan kesepakatan mental yang harus dilakukan secara utuh dan konsisten dalam segala kondisi. Tapi justru tak sedikit orang yang “takut” menjaga komitmen itu, karena tidak pernah memprediksi hal-hal yang akan terjadi ketika menjalani komitmen itu. Nah, beratnya, kalau konsekuensi itu tidak bisa diterima, yang ada malah memutuskan untuk mengakhiri komitmen itu.

Lain lagi Rio, usianya hampir 40 tahun. Selain usia matang, urusan finansialnya pun mapan. Tapi tetap saja pria ini takut untuk menikah karena masa lalunya terus membayangi. Kebetulan Rio berasal dari keluarga broken home sehingga menurutnya pernikahan adalah sesuatu yang menakutkan.

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, artinya ia telah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Karena banyak soal yang harus dipikirkan dengan matang, hal itu berlaku untuk pria dan wanita. Namun, bagaimanapun pria memunyai tanggung jawab yang lebih besar, terlebih dengan embel-embel kepala keluarga.

Masalah mengenai materi itulah yang menjadi pokok persoalan. Pria pada umumnya akan percaya diri dan nyaman jika secara finansial mapan. Karena, bagaimanapun, yang harus bertanggung jawab itu pria dan mereka tak ingin kelak keluarganya susah.

Tapi bagaimana dengan pria sudah mapan secara materi tapi belum memutuskan untuk menikah? Pria seperti ini biasanya takut kebebasannya terganggu, seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Dadang Hawari. Karena merasa kebutuhannya telah terpenuhi, biasanya mereka malah enggan untuk menikah.

Dadang Hawari menambahkan, usia yang tepat untuk menikah untuk pria antara 25 sampai 30 tahun, karena secara biologis dan psikologis usia tersebut merupakan puncaknya seorang pria termotivasi untuk menikah. Lewat dari usia tersebut, keinginannya akan menurun. Apalagi kalau pria itu merasa sudah terbiasa sendiri.

Tika Bisono mengatakan bahwa sesungguhnya perkawinan itu esensinya adalah kebebasan “Kalau ada yang bilang keterikatan, itu salah,” kata psikolog ini. Setiap pasangan tetap bisa melakukan kegiatannya atau hobinya masing-masing, yang penting mereka harus saling menghormati.

Sedangkan untuk pria yang takut berkomitmen, Tika Bisono menambahkan, saat remaja pria ini tidak mengalami dengan baik proses perkembangan mengenali lawan jenis, sehingga ia tidak kenal karakter wanita dengan baik. Dan, akhirnya ia tidak merasa perlu untuk menikah.

Tipikal pria seperti itu biasanya merasa butuh ruang sendiri, mereka merasa tidak nyaman kalau harus berbagi dengan seorang wanita dan kemungkinan anak-anak yang hadir belakangan. Selain itu, pria seperti ini beranggapan pekerjaan adalah segalagalanya, jangan heran kalau hidupnya hanya untuk bekerja tanpa memikirkan perkawinan.

Justru hal tersebut berbahaya karena sampai kapan pun pria seperti ini akan tetap menjadi “anak kecil”. Kalau si pria itu memunyai perasaan takut untuk menjalani komitmen, wajar saja, namun bukan berarti harus menolak komitmen tersebut. Karena secara tidak langsung orang tersebut tidak bisa menerima kehidupan dan memperlambat proses evolusi dirinya sendiri.

Tapi yang perlu kita lihat kenyataannya, banyak pula perkawinan yang berhasil. Jadi lebih baik ketakutan-ketakutan itu dihilangkan dan mulai jujur terhadap diri sendiri, masih mau berkomitmen atau tidak. Jika masih berkeinginan, bersegeralah menata diri. So, berkomitmen? Siapa takut?
Oleh: Chitra Riantina
(majalahmanly.com)

Kenapa Harus Wanita Muda?

Mengapa pria menjalin hubungan dengan gadis-gadis yang jauh lebih muda usianya? Orang mungkin akan sembrono mengatakan dengan cepat, bahwa itu tidak perlu dipertanyakan lagi sebab sudah pasti. Ya, karena lebih muda. Lebih muda artinya lebih menarik, lebih sedap dipandang dan lebih enak dipandang.

Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi ketertarikan pria dewasa terhadap wanita yang jauh lebih muda? Pesona apa yang dimiliki oleh para wanita muda itu, sehingga kadang seorang pria terhormat rela menjatuhkan maatabatnya demi mereka?

Tanpa tekanan. Kebanyakan alasan yang mereka lontarkan adalah dengan wanita yang lebih muda mereka merasa lebih merdeka dan bikin hidup lebih hidup. Bila bersama istri mereka merasa seperti ada kewajiban untuk menjadi suami yang hebat, sempurna, dan selalu berinisiatif dalam berhubungan seks. Hal ini membuatnya merasa tertekan. Sementara istri masih dibatasi oleh berbagai norma lama, sehingga seks tidak pernah menjadi permainan yang mengasyikkan.

Merasa istimewa. Harold Sigal dan David Landy, sosiolog dari Universitas Rochaster, Amerika Serikat yang melakukan studi tentang "Radiasi Kecantikan" menyimpulkan, bahwa jika seseorang berhubungan dengan orang yang atraktif, maka orang lain akan melihatnya lebih menarik pula. Selain itu, orang tersebut juga menjadi yakin bahwa orang lain akan menerimanya secara lebih baik. Bergandengan dengan wanita- wanita muda yang atraktif, oleh para pria-pria berumur diharapkan dapat mendongkrak kepercayaan dirinya.

Simak saja saat mereka memasuki restoran, dan banyak mata memandangi pasangan yang berbeda jauh usianya itu. Tersirat kuat ekspresi bangga pada bapak-bapak atau kakek-kakek itu. Boleh jadi pria-pria lain yang melihatnya merasa iri. Tapi apakah ia sungguh pria istimewa?Belum tentu. Yang penting, dihadapan khalayak ia merasa dan tampak istimewa.

Tidak dihakimi. Sudah lazim jika pria paruh baya mulai mengalami gangguan seksual, minimal berkurang kemampuannya dalam melakukan aktivitas rekreatif itu. Bila hal itu terjadi, menurut Barbara Gordon, seorang istri bisa bereaksi sangat kejam, melalui kata-kata yang sarkastis, sinis, atau sindiran yang halus tapi menyakitkan. Buntutnya, isteri mengeluh pusing, migren, dan gangguan psikosomatis lain.

Bagaimana wanita muda menghadapi masalah seperti itu? Kesimpulan Gordon, mereka lebih fleksibel. Dan karena kadang-kadang mereka masih suka bertualang, maka mereka juga ingin mencoba berbagai cara merangsang, lebih banyak ketimbang isteri. Atau, mungkin isteri telah lupa bagaimana cara merangsang?

Yang pasti, wanita muda dirasa oleh para pria lebih bisa memahami. Ada yang memang tidak tahu bedanya nuansa gangguan seksual dengan sedang malas, capek atau kurang tidur (alasan yang sering diucapkan pria). Tapi sebagian yang lain kadang menjadikannya sebagai tantangan, sehingga ia bisa tampil sebagai wanita istimewa yang memecahkan masalah seorang pria beristri.

Nah, jika Anda dapat juga bersikap seperti wanita muda di atas, biar tua pun usia Anda, niscaya lelaki tak akan cepat berpaling dan meninggalkan Anda.(cn02) - suaramerdeka.com

Kenapa Pria Tak Setia

Kenapa bisa begitu Benarkah pria sukses cenderung tak setia

Kesempatan
Kalau hal itu ditanyakan pada para pria, mereka pasti akan membantahnya. Mereka mengaku tak pernah berniat menggoda, apalagi memburu wanita kedua atau ketiga. Kesempatanlah yang menghampiri mereka. Dan itu terlalu sayang untuk dilewatkan. Alhasil, yang tadinya hanya sekedar icip-icip, bisa keterusan karena merasa enak. Membaca perasaan seseorang memang tak mudah. Tapi, pasti ada alasan kenapa pria merasa comfort berada dalam dekapan wanita lain selain pasangan resminya. Itu karena mereka mendapat sesuatu yang tak bisa diperoleh dari pasangan resminya.

Kenapa
Apa yang tak pria peroleh dari pasangan resminya Salah satunya adalah dukungan moril. Nyatanya, tak sedikit wanita yang mencibir atau menganggap remeh ambisi pria akan sesuatu hal, terutama untuk meraih kehidupan lebih baik. Usaha yang dilakukan kadang tak cukup dihargai. Pulang telat dimarahin, tapi pulang cepat nggak bawa duit dicemberutin.
Hal-hal kecil seperti itulah yang membuat pria merasa ingin mencari seseorang yang bisa menentramkan jiwanya, yang memberinya semangat dan dorongan. Bila orang itu ternyata wanita lain, besar kemungkinan hatinya akan menyebrang dan tertaut pada hati wanita itu.

Naluri pria
Itu faktor penyebab yang kemungkinan datang dari wanita. Tak bisa dipungkiri, ada penyebab lainnya, yang datangnya dari pria itu sendiri, yakni faktor naluri dan egoisme pria. Bisa jadi, selama ini Anda [wanita] merasa sudah jadi pasangan yang sempurna. Tapi, jangan salah, pria punya naluri untuk membandingkan sesuatu, hinnga ada alasan untuk punya sesuatu yang lebih bagus, termasuk dalam hal wanita. Perlu juga disadari, pria merasa dirinya punya banyak alasan untuk merasa benar. Ironisnya, ego pria yang besar, telah mendapat dukungan penuh dari masyarakat, tak terkecuali dari para wanita sendiri.

Buktinya, ada semacam dogma yang berkata, Pria memang harus begitu, wong raja saja punya selir, bos punya wanita simpanan. Tak heran kalau pria merasa dirinya wajar-wajar saja kalau punya banyak hubungan.

Dogma yang melekat kuat sejak berabad-abad lalu itu, sangat klop dengan kondisi pria yang merasa kebutuhannya tak bisa dipenuhi oleh hanya satu wanita. Dalam hal ini, kebutuhan yang dimaksud luas sekali cakupannya. Bisa kebutuhan akan perhatian, dialog, eksistensi, atau seksual.

Sementara di luar sana, lingkungan pergaulan dan tempat kerja, banyak mempengaruhi pola pikir dan sikap pria. Kepribadiannya yang labil dan cenderung mudah hanyut dalam arus lingkungan, merupakan sasaran empuk godaan untuk punya CCM [cem-ceman]. Kalau sudah begitu, tinggal bagaimana wanita pandai-pandai menghalau pria pasangannya. Itupun kalau masih mau sang arjuna pulang kandang.
-KlaBanK

Kenapa Cowok Nggak Bosan Berbohong?

Seorang teman wanita pernah mengatakan bahwa seperti roti dan mentega, pria dan bohong nyaris tak bisa dipisahkan. Betulkah? Anda yang pria pasti tahu kebenarannya, sementara yang wanita -mungkin Anda pernah mengalami sebalnya dipermainkan seorang pria dengan lidahnya yang tak bertulang itu?

Pernah menonton Jim Carey di film Liar, Liar? Gimana menurut Anda, canggih kan kepandaiannya berdusta? Seolah-olah bohong adalah sifat yang sudah mendarah-daging dan mengalir seiring aliran darahnya.

Tentu saja, tak semua laki-laki separah peran Carey di film itu. Tapi, entah mengapa, pria memang doyan kegiatan satu ini. Mereka bukan hanya berdusta pada wanita, tapi pada apa pun yang bisa dibohongi. Semua yang berada di bawah naungan sinar mentari, dari wanita yang pernah diajaknya tidur bersama, sampai pada dirinya sendiri. Sudah begitu, mereka bisa melakukannya tanpa rasa salah.

Memang ada alasan-alasan mengapa seorang pria berbohong. Sebagian, ada kalanya alasan itu diakibatkan wanita yang 'memaksa' pria untuk berdusta. Misalnya, Anda sedang berjalan dengan pacar Anda. Tiba-tiba, seorang wanita cantik lewat di depan Anda berdua. Coba, apa lagi yang paling 'selamat' kalau bukan mengatakan pada pacar Anda bahwa cewek itu kalah cantik dan seksi ketimbang pacar Anda?

Alasan lainnya, yaaah, mulut pria memang seperti senapan mesin yang siap memuntahkan kebohongan apa pun. Namun, alasannya memang berbeda-beda, sesuai dengan situasi dan kondisi. Yang penting, ia akan mengatakan apa saja demi stabilitas suasana, melindungi diri atau egonya sendiri. Soalnya, pria memang agak segan cari ribut. Itulah yang umumnya disebut white lies alias bohong putih.

Pendapat lebih gila ada lagi. Konon, sejak kecil pria memang sudah bisa berbohong. Coba saja lihat bocah kecil yang nakal. Kalau kue atau es krim di kulkas habis, anak lelaki bisa dengan tenang menuduh adik perempuannya yang menghabiskan - atau bahkan menuduh si Mpus atau si Bleki - sementara mulutnya sendiri belepotan cokelat. Namanya juga anak laki!

Berdusta untuk hidup, seperti yang dilakukan si Buyung di atas, ternyata terbawa juga ketika dewasa. Perhatikan profesi yang didominasi kaum pria. Politisi, pekerja pemerintahan, pengacara dan sejenisnya, ahli bedah plastik, psikiater, - 'tipis' sekali kan batas kebenaran dan 'tipuan'-nya?

Tapi, tentu saja tak semua pria berdusta. Cuma, dari pengalaman (banyak orang), pria yang tak berdusta itu sedikit jumlahnya. Biasanya, mereka yang taat pada agama, atau mereka memang tak punya lidah. Cuma, sekali lagi, meskipun suka berbohong, biasanya tipu daya mereka tidak berbahaya. Nggak percaya?